Dana Danantara Dorong Pesatnya Industri Dirgantara Indonesia
Indonesia berpotensi mengalami booming industri dirgantara domestik berkat dukungan pendanaan dari BPI Danantara, yang ditargetkan akan mendorong pertumbuhan sektor penerbangan nasional.
Jakarta, 12 Maret (ANTARA) - Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyatakan bahwa Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, dengan likuiditas asetnya yang mencapai Rp14.700 triliun (US$868 miliar), dapat menjadi katalis pertumbuhan industri dirgantara domestik Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam acara penandatanganan kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Yogya Presisi Teknitama Industri (YPTI) di Jakarta, Rabu.
"Likuiditas dan aset Danantara yang besar dapat membantu industri dirgantara kita," ujar Riza. Dukungan Danantara diharapkan mampu mendorong PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk berekspansi secara mandiri tanpa ketergantungan pada investasi eksternal. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan komponen pesawat terbang dan armada pesawat secara global.
Data McKinsey and Company menunjukkan backlog pesanan armada pesawat dunia mencapai rekor 15.700 unit pada tahun 2024. Dengan asumsi kapasitas produksi tetap konstan sejak 2023, produsen pesawat global membutuhkan waktu 13 tahun untuk memenuhi pesanan tersebut. Kondisi ini memaksa produsen besar seperti Boeing dan Airbus meningkatkan kapasitas rantai pasokan mereka, termasuk dari Indonesia.
Peluang Emas bagi Industri Dirgantara Indonesia
Tingginya permintaan armada pesawat terbang membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan industri penerbangan domestik. Mengutip Boeing, Riza menyampaikan studi International Air Transport Association (IATA) memprediksi Indonesia akan menjadi pasar penerbangan terbesar keempat dunia pada tahun 2036. Proyeksi serupa disampaikan dalam pertemuan International Civil Aviation Organization (ICAO) 2023, yang memperkirakan jumlah penerbangan dan penumpang domestik akan meningkat tiga kali lipat menjadi 7,6 juta penerbangan dan 690 juta penumpang pada tahun 2045, dari angka tahun 2024.
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan mobilitas penduduk Indonesia. Pemerintah Indonesia pun berupaya untuk memanfaatkan momentum ini dengan mengembangkan industri pendukung, termasuk penyediaan komponen pesawat terbang. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional.
Kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia dan PT Yogya Presisi Teknitama Industri merupakan salah satu contoh nyata dari upaya pemerintah untuk mendorong kemandirian industri dirgantara. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing industri dirgantara Indonesia di pasar global.
Dukungan Pemerintah melalui Danantara
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menekankan pentingnya peran Danantara dalam mendukung pembangunan nasional dengan mengoptimalkan pengelolaan kekayaan negara. Prabowo menyatakan komitmen pemerintah dalam mengelola aset negara dengan disiplin keuangan yang ketat dan tata kelola yang bertanggung jawab.
Dalam 100 hari pertama pemerintahannya, pemerintah berhasil mengamankan sekitar US$20 miliar melalui langkah-langkah efisiensi dana negara. Dana yang sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan pengeluaran yang tidak tepat sasaran, kini akan dikelola oleh Danantara dan diinvestasikan dalam 20 proyek nasional lebih sebagai bagian dari industrialisasi dan hilirisasi.
Investasi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor, termasuk industri dirgantara. Dengan dukungan Danantara, Indonesia optimis dapat mengembangkan industri dirgantara domestik yang mandiri dan kompetitif di tingkat global.
Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan pemerintah yang kuat, masa depan industri dirgantara Indonesia tampak cerah. Langkah-langkah strategis seperti kemitraan antara perusahaan-perusahaan dalam negeri dan pemanfaatan dana Danantara diharapkan dapat membawa Indonesia ke posisi yang lebih tinggi dalam industri penerbangan global.