Dinas Kesehatan Gorontalo Gencar Tekan Kasus Campak yang Meningkat
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo berupaya menekan lonjakan kasus campak yang mencapai 53 kasus suspek pada minggu ke sembilan tahun 2025, dengan fokus pada peningkatan cakupan imunisasi dan edukasi masyarakat.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tengah gencar menekan peningkatan kasus campak. Pada minggu kesembilan tahun 2025, tercatat 53 kasus suspek campak, dengan Kabupaten Gorontalo sebagai wilayah dengan kasus terbanyak. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S Otoluwa, di Gorontalo pada Kamis lalu. Upaya pencegahan penyakit ini difokuskan pada peningkatan cakupan imunisasi dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.
Anang S Otoluwa menjelaskan bahwa campak merupakan penyakit berbasis lingkungan, sehingga menciptakan lingkungan bersih dan sehat menjadi kunci pencegahan. Puskesmas-puskesmas di Gorontalo aktif menyampaikan pesan kewaspadaan kepada masyarakat, terutama pada anak-anak dan ibu hamil yang rentan terhadap penyakit ini. Peningkatan kasus ini mengingatkan pada kejadian luar biasa (KLB) campak tahun 2024 yang pernah melanda beberapa wilayah di Kabupaten Gorontalo.
Tahun 2024 lalu, tercatat 434 kasus suspek campak dengan 139 sampel diperiksa. Dari pemeriksaan tersebut, 73 kasus dikonfirmasi sebagai campak dan rubella. Rendahnya cakupan imunisasi di beberapa daerah menjadi faktor utama penyebaran campak, dan risiko penularan meningkat selama bulan Ramadhan akibat tingginya interaksi masyarakat.
Upaya Pencegahan dan Edukasi Masyarakat
Anang menjelaskan bahwa campak sangat menular dan berpotensi lebih berbahaya jika dikombinasikan dengan sanitasi buruk dan kurangnya asupan gizi, terutama selama bulan puasa. Oleh karena itu, percepatan cakupan imunisasi dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya imunisasi MR (Measles-Rubella) harus terus dilakukan secara berkesinambungan. Staf fungsional Dinas Kesehatan Gorontalo terus melaporkan tren penyakit, termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Selain imunisasi, edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga digencarkan. Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan, menerapkan pola makan sehat selama puasa, dan menghindari kontak erat dengan individu yang sedang sakit. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan campak.
Dinas Kesehatan Gorontalo juga meningkatkan kesiapan fasilitas kesehatan selama Ramadhan dan libur lebaran. Kesiapan ini meliputi ketersediaan stok vaksin, obat-obatan, logistik, dan kapasitas layanan kesehatan yang memadai untuk menghadapi potensi lonjakan pasien akibat tripledemic dan infeksi lainnya.
Dukungan Lintas Sektor
Anang menekankan pentingnya dukungan advokasi yang kuat dari lintas sektor terkait, termasuk pemerintah kabupaten/kota, agar kebijakan yang diambil dapat diimplementasikan secara nyata. Hal ini bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat Gorontalo secara menyeluruh. Kerja sama dan komitmen bersama dari berbagai pihak sangat krusial dalam upaya menekan angka kasus campak dan melindungi masyarakat dari penyakit menular ini.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan kasus campak di Gorontalo dapat ditekan dan angka kejadian luar biasa (KLB) dapat dihindari. Peningkatan kesadaran masyarakat dan kerja sama lintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi permasalahan kesehatan ini.