Dompet Dhuafa dan Samudera Peduli Bangun Sumur Wakaf, Atasi Krisis Air Bersih di Cirebon
Kerja sama Dompet Dhuafa dan Samudera Peduli berhasil membangun sumur wakaf di Cirebon untuk mengatasi kekeringan dan memberikan akses air bersih bagi warga Desa Cupang dan Desa Guwa Kidul.
Kekeringan yang melanda Desa Cupang dan Desa Guwa Kidul, Cirebon, Jawa Barat, telah mendapatkan solusi berkat kolaborasi Dompet Dhuafa dan Samudera Peduli. Kedua lembaga ini berhasil membangun sumur air bersih dari tanah wakaf, menjawab permasalahan krisis air bersih yang dialami ratusan keluarga di dua desa tersebut. Inisiatif ini diluncurkan pada bulan Maret 2024, memberikan akses air bersih yang sangat dibutuhkan selama musim kemarau.
Pembangunan sumur ini merupakan bagian dari program Layanan Program Air Bersih Dompet Dhuafa, yang memanfaatkan sistem wakaf untuk kebermanfaatan luas dan berkelanjutan. Kepala Lembaga Pengembangan dan Investasi Wakaf Dompet Dhuafa, Prima Hadi Putra, menjelaskan bahwa wakaf merupakan bentuk pemisahan harta benda sebagai aset yang digunakan untuk kemaslahatan umum dan berkelanjutan. Inisiatif ini menjadi bukti nyata dari manfaat wakaf dalam mengatasi permasalahan sosial di masyarakat.
Proses pembangunan sumur melibatkan berbagai pihak, termasuk warga setempat. Penemuan sumber air yang melimpah di pekarangan rumah Sanusi, warga Desa Cupang, menjadi titik awal pembangunan sumur wakaf ini. Sanusi dengan ikhlas mewakafkan tanahnya untuk kepentingan bersama, menunjukkan kepedulian dan semangat gotong royong dalam mengatasi krisis air bersih di desanya.
Solusi Wakaf untuk Krisis Air Bersih di Cirebon
Dompet Dhuafa dan Samudera Peduli menggunakan metode geolistrik untuk menemukan sumber air di Desa Cupang. Setelah menemukan sumber air yang cukup melimpah di kedalaman 30 meter, proses penggalian sumur pun dimulai dan berlangsung selama 45 hari. Sumur ini mampu menghasilkan air sebanyak 2 liter per detik, yang kemudian ditampung dalam toren berkapasitas 5.000 liter. Sistem ini mampu mensuplai air bersih untuk 90 Sambungan Rumah (SR), mencakup 100 keluarga dan satu mushola.
Di Desa Guwa Kidul, pembangunan sumur dilakukan dengan berkolaborasi dengan Kelompok Kerja Masyarakat (KKM) Sumber Toya. Sumur yang dibangun di desa ini memiliki kedalaman 50 meter dan mampu menghasilkan air sebanyak 4 liter per detik. Pembangunan sumur ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan air bersih yang sebelumnya hanya mampu memenuhi kebutuhan sebagian kecil dari 340 SR, tiga pondok pesantren, satu sekolah, dan enam mushola di desa tersebut.
Artika Tasya dari Dewan Pengurus Yayasan Samudera Peduli menyampaikan rasa syukur atas terwujudnya sumur wakaf ini. Ia berharap aset ini dapat digunakan dengan bijak dan memberikan keberkahan bagi warga sekitar. Sementara itu, Sanusi, pewakif tanah di Desa Cupang, merasa sangat bersyukur karena kini warga desanya memiliki akses air bersih yang melimpah. Ia menyatakan, "Setelah tahu di belakang rumah saya terdapat titik sumber air, saya langsung mengikhlaskan tanah saya dibangun sumur untuk sumber air masyarakat. Ini demi kebaikan bersama dalam menghadapi kemarau."
Sistem Manajemen Air Berkelanjutan
KKM Sumber Toya di Desa Guwa Kidul menerapkan sistem harga air yang berjenjang atau subsidi silang, menyesuaikan kondisi ekonomi warga. Sistem ini memastikan akses air bersih tetap terjangkau bagi semua warga, termasuk pesantren dan sekolah. Rifah, Sekretaris KKM Sumber Toya, berharap program wakaf ini dapat menghasilkan surplus yang baik untuk kesejahteraan masyarakat dan membuka kesempatan serupa di daerah kering lainnya di Indonesia.
Program ini tidak hanya memberikan solusi jangka pendek terhadap permasalahan kekeringan, tetapi juga membangun sistem manajemen air yang berkelanjutan. Kolaborasi antara lembaga filantropi, pemerintah desa, dan masyarakat setempat menjadi kunci keberhasilan program ini. Model kemitraan ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain yang mengalami permasalahan serupa.
Keberhasilan pembangunan sumur wakaf di Cirebon ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dan peran wakaf dalam mengatasi permasalahan sosial. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana kepedulian dan kerja sama dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat yang membutuhkan.