DPRD Gorontalo Utara Dorong Revitalisasi Sungai Pasca Banjir Tomilito
Pascabanjir di Tomilito, Gorontalo Utara, DPRD mendorong revitalisasi sungai dan pemerintah setempat berupaya memperbaiki tanggul jebol serta mengeruk sungai guna mencegah banjir susulan, termasuk dengan meminta bantuan provinsi dan pusat.
Banjir yang melanda Desa Bubode, Leyao, dan Milango di Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, pada 30 Januari 2024, mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat untuk mendesak revitalisasi sungai. Jebolnya tanggul sungai di enam titik menjadi penyebab utama bencana yang merendam rumah ribuan warga ini.
Ketua DPRD Gorontalo Utara, Dedi Dunggio, menekankan pentingnya revitalisasi sungai, terutama Daerah Aliran Sungai (DAS) Bubode. Beliau khawatir, jika perbaikan tidak segera dilakukan, ancaman banjir berkepanjangan akan terus mengintai, terutama saat curah hujan tinggi. Perbaikan alur sungai dan pembangunan infrastruktur di sepanjang sungai menjadi langkah strategis yang perlu segera direalisasikan pemerintah daerah.
Dedi Dunggio juga menambahkan bahwa penanganan cepat sangat dibutuhkan agar masyarakat terdampak banjir dapat segera pulih dari kesulitan. Pemerintah daerah diharapkan mampu memberikan solusi dan bantuan yang tepat waktu.
Penjabat Bupati Gorontalo Utara, Sila Botutihe, telah meninjau langsung lokasi tanggul jebol di DAS Bubode. Hasil peninjauan tersebut langsung di tindak lanjuti dengan koordinasi bersama pemerintah provinsi dan pusat. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran daerah yang mengharuskan bantuan dari pihak lain.
Salah satu upaya yang diprioritaskan adalah pengerukan sungai dan pembangunan kembali tanggul yang jebol. Tujuannya untuk mengendalikan aliran air dan meminimalisir dampak bencana di masa mendatang. Bantuan alat berat juga menjadi fokus perhatian, mengingat perbaikan membutuhkan peralatan berat yang memadai.
Ibu Sila Botutihe menjelaskan bahwa koordinasi terus dilakukan untuk mendapatkan bantuan alat berat sesegera mungkin. Perbaikan tanggul yang jebol di enam titik ini membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah daerah dalam hal pengelolaan aset, khususnya alat berat.
Menurut Bupati, kurangnya anggaran pemeliharaan alat berat menjadi salah satu faktor penyebab lambatnya penanganan bencana. Beliau telah menginstruksikan Sekretaris Daerah untuk mengalokasikan anggaran pemeliharaan alat berat pada tahun anggaran berikutnya agar kejadian serupa tidak terulang. Pemerintah juga memastikan bahwa sekitar enam ribu warga terdampak banjir mendapatkan perhatian dan bantuan yang dibutuhkan.
Bupati Sila Botutihe dan Sekda secara bergantian berada di lokasi bencana untuk memantau penyaluran bantuan dan memberikan semangat kepada warga yang terdampak. Mereka memastikan pemerintah daerah hadir dan berkomitmen untuk mengatasi permasalahan ini.
Kejadian banjir di Tomilito ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan sumber daya air dan infrastruktur yang memadai untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. Koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat menjadi kunci dalam penanggulangan bencana dan pemulihan pasca bencana.