DPRK Banda Aceh Ajak KWT Manfaatkan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan
DPRK Banda Aceh mendorong kelompok wanita tani (KWT) untuk memanfaatkan lahan pekarangan guna meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan kemandirian ekonomi.
Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh mengajak ibu-ibu kelompok wanita tani (KWT) untuk lebih produktif dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah mereka guna menanam tanaman pangan. Hal ini diungkapkan Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, di Banda Aceh pada Senin, 03/03. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Farid Nyak Umar menekankan potensi besar lahan pekarangan dalam mewujudkan ketahanan pangan berbasis keluarga. Menurutnya, banyak pekarangan rumah yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal lahan tersebut dapat ditanami berbagai tanaman seperti sayuran, biji-bijian, dan umbi-umbian untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Langkah ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Banda Aceh dalam mendorong ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat gampong.
Beberapa KWT di Banda Aceh telah memulai program pemanfaatan lahan pertanian dengan menanam berbagai jenis sayuran, seperti selada, kailan, terung ungu, tomat, dan kol. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata yang perlu diteruskan dan didukung penuh oleh pemerintah dan masyarakat. Program ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga berkontribusi pada kemandirian ekonomi keluarga.
Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan
DPRK Banda Aceh melihat pentingnya dukungan pemerintah terhadap semangat ibu-ibu KWT dalam memanfaatkan lahan pekarangan. Bantuan berupa modal benih dan bibit berkualitas sangat diperlukan untuk keberlangsungan program ini. Selain itu, peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan edukasi dari para ahli atau mentor profesional juga sangat penting. Pelatihan ini akan membantu KWT dalam mengoptimalkan hasil panen dan meningkatkan pengetahuan mereka dalam bercocok tanam.
Dengan pelatihan yang tepat, diharapkan KWT dapat memperoleh hasil panen yang lebih maksimal dan berkelanjutan. Keterlibatan para ahli dan mentor profesional akan memastikan KWT mendapatkan bimbingan yang tepat dalam teknik penanaman, perawatan tanaman, dan pengelolaan hasil panen. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas program pemanfaatan lahan pekarangan.
Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Dengan menghasilkan sayuran dan bahan makanan sendiri, KWT dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan bahkan berpotensi untuk menjual hasil panen mereka. Kemandirian ekonomi keluarga akan terwujud melalui program pemanfaatan lahan pekarangan ini.
Dukungan Pemerintah dan Pelatihan untuk KWT
Farid Nyak Umar menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dan kerja keras ibu-ibu KWT yang telah memanfaatkan lahan produktif. Ia menekankan bahwa dengan menanam sendiri bahan masakan dan sayur-mayur, KWT telah menunjukkan langkah nyata menuju kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Keberhasilan ini merupakan contoh yang menginspirasi bagi masyarakat lainnya untuk turut serta dalam program ketahanan pangan.
Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (P2KP) juga berperan penting dalam mendukung program ini. Kerjasama antara DPRK, pemerintah kota, dan KWT sangat krusial untuk keberhasilan program pemanfaatan lahan pekarangan. Dukungan yang berkelanjutan dari berbagai pihak akan memastikan keberlanjutan program ini dan dampak positifnya bagi masyarakat.
Keberhasilan program ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan keluarga, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi perempuan. Dengan terlibat aktif dalam program ini, ibu-ibu KWT dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi mereka. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Melalui program ini, diharapkan akan tercipta ketahanan pangan yang kuat di tingkat keluarga dan masyarakat. Dengan memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal, kebutuhan pangan keluarga dapat terpenuhi, sehingga mengurangi ketergantungan pada pasar dan meningkatkan kemandirian ekonomi. Program ini juga menjadi contoh nyata dari bagaimana peran perempuan dapat berkontribusi besar dalam pembangunan dan ketahanan pangan di Banda Aceh.