Ekspor Karet Sumut Turun di Februari 2025, Permintaan China Melemah
Ekspor karet alam Sumut di Februari 2025 mencapai 20.737 ton, turun 19,96 persen dibanding Januari, namun naik 2,23 persen dibanding Februari 2024; penurunan disebabkan permintaan China melemah dan kendala cuaca.
Ekspor karet alam di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan pada Februari 2025. Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Sumatera Utara (Gapkindo Sumut) mencatat volume ekspor hanya mencapai 20.737,4 ton, turun signifikan sebesar 19,96 persen dibandingkan bulan Januari 2025 yang mencapai 25.910 ton. Penurunan ini terjadi meskipun dibandingkan dengan Februari 2024, ekspor mengalami kenaikan sebesar 2,23 persen (20.285 ton). Peristiwa ini terjadi di Medan, Sumatera Utara, dan dilaporkan pada 11 Maret 2025.
Penurunan ekspor tersebut terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan dari China, konsumen utama karet alam Indonesia. Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi China dan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat telah menekan industri manufaktur di negara tersebut, sehingga berdampak pada permintaan bahan baku, termasuk karet alam. Situasi ini menimbulkan tantangan bagi sektor ekspor karet Sumut.
Selain faktor permintaan, pasokan karet alam di Sumut juga terhambat oleh faktor cuaca. Meskipun sudah memasuki musim kemarau, curah hujan yang masih tinggi menghambat aktivitas penyadapan di perkebunan karet. Banyak petani mengurangi produksi, yang menyebabkan pasokan semakin terbatas. Kondisi ini semakin memperparah penurunan volume ekspor karet Sumut di bulan Februari 2025.
Analisis Penurunan Ekspor Karet Sumut
Penurunan ekspor karet Sumut di bulan Februari 2025 memang signifikan, namun perlu dilihat dari berbagai perspektif. Meskipun permintaan dari China menurun drastis, ada indikasi positif dari harga karet yang mengalami kenaikan pada Februari 2025 dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga SICOM-TSR20 pada Februari 2025 tercatat sebesar 200,49 sen AS per kg, sementara harga penutupan pada 10 Maret 2025 berada di angka 196,8 sen AS per kg. Kenaikan harga ini diharapkan dapat memacu gairah petani karet rakyat untuk meningkatkan produksi.
Meskipun demikian, volume ekspor yang masih jauh di bawah kondisi normal bulanan (42.000 ton) menjadi perhatian serius. Gapkindo Sumut perlu melakukan berbagai strategi untuk mengatasi permasalahan ini, baik dari sisi peningkatan produksi maupun diversifikasi pasar ekspor. Perlu ada upaya untuk meningkatkan daya saing karet Sumut di pasar internasional.
Edy Irwansyah juga menambahkan bahwa meskipun mengalami penurunan, ekspor karet Sumut pada Februari 2025 tetap menjangkau 24 negara tujuan. Uni Eropa menjadi salah satu pasar penting, dengan 12 negara di kawasan tersebut menyerap 6,96 persen dari total ekspor. Spanyol menjadi negara tujuan utama di Eropa, diikuti oleh Belgia, Luksemburg, Italia, dan Prancis.
Pasar Ekspor Karet Sumut
Data ekspor pada Januari 2025 menunjukkan lima negara tujuan utama ekspor karet alam, yaitu Jepang (31,29 persen), Amerika Serikat (23,23 persen), Brasil (8,40 persen), Kanada (6,78 persen), dan India (5,50 persen). Diversifikasi pasar ekspor menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu atau dua negara tujuan utama, sehingga dapat meminimalisir dampak penurunan permintaan dari satu negara.
Ke depan, Gapkindo Sumut perlu fokus pada strategi untuk meningkatkan daya saing produk karet Sumut di pasar internasional. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas produk, inovasi teknologi, dan pengembangan strategi pemasaran yang efektif. Penting juga untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan perdagangan internasional yang dapat mempengaruhi permintaan karet alam.
Meskipun terdapat tantangan, peningkatan harga karet dan indikasi gairah petani karet rakyat memberikan secercah harapan untuk pemulihan sektor ekspor karet Sumut di masa mendatang. Namun, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan petani untuk menghadapi tantangan dan mencapai potensi optimal sektor ini.