Ekspor Minyak Nilam Aceh Tembus Pasar Prancis: Nilai Capai Rp1,5 Miliar!
ARC USK Banda Aceh sukses ekspor satu ton minyak nilam ke Prancis senilai Rp1,5 miliar, membuka peluang pasar internasional bagi produk unggulan Aceh.
Banda Aceh, 13 April 2024 - Aceh kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek (PUIPT) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, melalui perusahaan bisnisnya PT U Green Aromatics International, berhasil mengekspor satu ton minyak nilam ke Prancis. Ekspor minyak nilam yang dibeli langsung dari petani Aceh ini memiliki nilai fantastis, mencapai Rp1,5 miliar.
Pengiriman dilakukan melalui jalur udara, menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar. Direktur PT U Green Aromatics International, Faisal, menyatakan rasa syukur atas keberhasilan ekspor ini, yang menandai langkah signifikan dalam peningkatan perekonomian Aceh. Ini merupakan terobosan baru, karena biasanya ekspor dilakukan melalui pelabuhan Belawan, Sumatera Utara.
Minyak nilam berkualitas tinggi ini dibeli langsung dari petani di berbagai kabupaten di Aceh, termasuk Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang. Harga beli yang diberikan PT U Green Aromatics International kepada petani terbilang tinggi, yaitu Rp1,2 juta per kilogram, menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat Aceh.
Ekspor Perdana via Udara, Buka Peluang Pasar Lebih Luas
Faisal menjelaskan bahwa ekspor minyak nilam ke Eropa, khususnya Prancis, telah dilakukan sejak 2018. Hingga kini, sudah tercatat 33 kali ekspor, dengan mayoritas pengiriman ke Prancis karena tingginya permintaan pasar. "Ini merupakan ekspor ke-30 kita ke Prancis sejak 2018. Selain itu, juga ada ke Barcelona sebanyak tiga kali pengiriman," kata Faisal.
Kerja sama dengan Garuda Indonesia dalam pengiriman via udara ini merupakan sejarah baru bagi ekspor minyak nilam Aceh. Sebelumnya, pengiriman selalu melalui jalur laut. Metode pengiriman udara ini diharapkan dapat mempercepat proses pengiriman dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Meskipun permintaan dari Prancis cukup tinggi, mencapai dua hingga lima ton per bulan, PT U Green Aromatics International masih menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan tersebut. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan produksi nilam di Aceh. "Permintaan dari Prancis sampai lima ton atau minimal dua ton. Ini kita juga mengalami kewalahan. Ke depan, Insya Allah akan kita perbaiki dan kita penuhi," ujar Faisal.
Dukungan Penuh dari USK dan Pihak Terkait
Rektor USK Banda Aceh, Prof. Marwan, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan ekspor ini dan peran penting Garuda Indonesia dalam memfasilitasi pengiriman langsung dari Aceh. Sebelumnya, ekspor selalu dilakukan melalui Sumatera Utara.
Prof. Marwan berharap kerja sama ini dapat berlanjut dan mencakup produk-produk turunan nilam, serta produk UMKM binaan USK. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Bea Cukai Aceh atas dukungan dan kelancaran proses perizinan ekspor.
"Kami berterima kasih kepada pihak yang telah mendukung penuh proses ekspor minyak nilam ini. Termasuk Bea Cukai, sehingga perizinannya berjalan lancar," demikian Prof. Marwan.
Keberhasilan ekspor minyak nilam Aceh ini bukan hanya menunjukkan kualitas produk unggulan daerah, tetapi juga potensi besar Aceh dalam pengembangan industri atsiri dan peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, diharapkan ekspor minyak nilam Aceh dapat terus meningkat dan menembus pasar internasional yang lebih luas.