Erupsi Gunung Ibu: BNPB Dirikan Posko Tanggap Darurat, Evakuasi 3000 Warga
BNPB mendirikan posko tanggap darurat di Halmahera Barat pasca peningkatan status Gunung Ibu ke level Awas, dan menargetkan evakuasi sekitar 3000 warga dalam dua hari.
Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali erupsi dan memaksa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendirikan posko tanggap darurat. Posko yang beroperasi sejak Jumat, 17 Januari 2025, bertujuan mempermudah koordinasi penanganan darurat erupsi Gunung Ibu. Status gunung telah dinaikkan ke level Awas (level IV) oleh Badan Geologi Kementerian ESDM pada Rabu, 15 Januari 2025, setelah mendeteksi peningkatan aktivitas vulkanik signifikan.
Pembentukan posko ini merupakan hasil rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat. Komandan Kodim 1501/Ternate, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono, memimpin langsung upaya penanganan darurat ini. Prioritas utama adalah mengevakuasi warga dari zona bahaya.
Proses evakuasi melibatkan 260 personel gabungan dari berbagai instansi. Tim gabungan ini terdiri dari Kodim 1501/Ternate, Polres Halmahera Barat, Satpol-PP, dan tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat. Mereka bertugas membantu evakuasi warga dari enam desa yang masuk zona rawan: Sangaji Nyeku, Sosangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, dan Todoke, semuanya berada di Kecamatan Tabaru.
Target evakuasi, menurut Dandim 1501/Ternate, diharapkan selesai dalam dua hari, hingga Minggu, 18 Januari 2025. BNPB memperkirakan total warga yang perlu dievakuasi mencapai sekitar 3.000 orang, berdasarkan pengalaman tanggap darurat erupsi Gunung Ibu pada Mei 2024. Rekomendasi Badan Geologi Kementerian ESDM menjadi dasar evakuasi ini; keenam desa tersebut berada di zona rawan erupsi dan berisiko terkena dampak lahar atau lava pijar.
Peningkatan status Gunung Ibu ke level Awas didasarkan pada pengamatan peningkatan aktivitas vulkanik periode 1-14 Januari 2025. Hingga Jumat pukul 12.00 WIT, erupsi masih berlangsung dengan ketinggian kolom abu rata-rata 700 meter di atas puncak. Erupsi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 41 detik di Pos Pengamatan Gunung Api PVMBG, Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Halmahera Barat.
Badan Geologi mengeluarkan imbauan agar masyarakat dan wisatawan menjauhi radius 5 kilometer dari puncak gunung, dan perluasan sektoral 6 kilometer ke arah utara kawah aktif. Sebagai upaya maksimal, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, efektif sejak 15 Januari 2025.
Koordinasi dan kerja sama antar instansi menjadi kunci keberhasilan penanganan darurat erupsi Gunung Ibu ini. Semoga evakuasi berjalan lancar dan warga terdampak dapat segera mendapatkan bantuan dan perlindungan yang dibutuhkan.