Gangguan Ormas di Pabrik BYD Subang Telah Teratasi, Wamenperin Pastikan Investasi Aman
Wakil Menteri Perindustrian memastikan gangguan ormas di pabrik BYD Subang telah teratasi, sehingga investasi senilai Rp11,7 triliun tetap berjalan lancar dan menjamin keamanan investor.
Jakarta, 28 April 2024 - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza memberikan pernyataan resmi terkait gangguan yang dialami perusahaan otomotif asal China, BYD, selama pembangunan pabriknya di Subang, Jawa Barat. Gangguan tersebut berupa aksi premanisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas) tertentu. Pernyataan ini disampaikan setelah adanya laporan dari Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mengenai permasalahan tersebut.
Wamenperin Faisol Riza menjelaskan bahwa pihak BYD telah berhasil mengatasi gangguan tersebut. "BYD menyatakan bahwa mereka bisa atasi," ujar Wamenperin saat ditemui di Jakarta. Pemerintah Indonesia telah melakukan komunikasi intensif dengan BYD untuk memastikan kelancaran pembangunan pabrik dan keamanan investasi mereka di Indonesia.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif terhadap iklim investasi di Indonesia. Investasi BYD yang mencapai Rp11,7 triliun di Subang Smartpolitan, sebuah kota mandiri terintegrasi untuk kawasan industri dan komersial, diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Oleh karena itu, penanganan cepat dan tegas atas gangguan ormas ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor asing.
Gangguan Ormas dan Dampaknya terhadap Investasi
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan adanya aksi premanisme yang mengganggu pembangunan pabrik BYD di Subang. Informasi ini ia peroleh saat kunjungan ke Shenzhen, China. "Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia,” ungkap Eddy melalui unggahan video di Instagram.
Pernyataan Eddy Soeparno tersebut menyoroti pentingnya keamanan dan kepastian hukum bagi investor asing di Indonesia. Kejadian ini berpotensi merusak citra Indonesia sebagai tujuan investasi yang aman dan kondusif. Oleh karena itu, pemerintah perlu menunjukkan komitmen yang kuat dalam memberantas premanisme dan pungli untuk menarik investasi lebih banyak lagi.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebelumnya juga telah menyatakan akan melakukan komunikasi dengan BYD untuk menyelesaikan masalah ini. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan bahwa setelah berkomunikasi dengan BYD, BKPM akan berkoordinasi dengan Satgas Anti Premanisme untuk menangani masalah tersebut secara efektif. BKPM secara konsisten menekankan bahwa aksi premanisme dan pungutan liar sangat mengganggu kenyamanan pengusaha dan merusak citra investasi Indonesia di mata dunia.
Langkah Pemerintah dalam Menangani Masalah
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian dan BKPM, telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi gangguan ormas di pabrik BYD. Komunikasi intensif dengan pihak BYD dilakukan untuk memastikan bahwa permasalahan tersebut terselesaikan dengan baik. Selain itu, koordinasi dengan Satgas Anti Premanisme juga dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Wamenperin Faisol Riza berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi. "Kita harapkan itu tidak terjadi lagi, kami sudah komunikasi," tegasnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif bagi para investor, baik domestik maupun asing. Keberhasilan mengatasi gangguan ormas ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Pemerintah juga perlu meningkatkan upaya pencegahan premanisme dan pungli di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan melalui penegakan hukum yang tegas dan konsisten, serta sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban umum. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi tujuan investasi yang semakin menarik dan terpercaya di mata dunia.
Keberhasilan pemerintah dalam mengatasi gangguan ormas di pabrik BYD Subang menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investor asing untuk berinvestasi di Indonesia dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.