Gratispol: Kuliah Gratis Kaltim Digodok, Perguruan Tinggi Lokal Dilibatkan
Disdikbud Kaltim melibatkan perguruan tinggi untuk menyusun teknis program kuliah gratis 'Gratispol' yang dijanjikan Gubernur dan Wagub Kaltim terpilih.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Program kuliah gratis 'Gratispol' di Kalimantan Timur (Kaltim) tengah dalam tahap penyusunan teknis. Inisiatif Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih, Rudy Mas'ud-Seno Aji ini melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim dan berbagai perguruan tinggi lokal. Proses ini dimulai setelah pelantikan gubernur dan wakil gubernur baru di Samarinda, Kalimantan Timur, dan bertujuan untuk memastikan program berjalan maksimal serta memberikan akses pendidikan tinggi yang merata kepada seluruh warga Kaltim.
Plt Kepala Disdikbud Kaltim, Rahmat Ramadhan, mengungkapkan bahwa keterlibatan perguruan tinggi sangat penting dalam proses penyusunan teknis program ini. Hal ini dikarenakan dibutuhkan data akurat mengenai jumlah mahasiswa di Kaltim untuk menentukan jumlah penerima manfaat. Diskusi dengan perguruan tinggi seperti Universitas Mulawarman (Unmul), UINSI, Polnes, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, dan UMKT direncanakan untuk membahas hal ini.
Program 'Gratispol' merupakan janji kampanye Rudy Mas'ud dan Seno Aji yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kaltim. Program ini menjanjikan pendidikan tinggi gratis dari jenjang SMA hingga S3, dan diharapkan dapat memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga Kaltim untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya.
Perguruan Tinggi Lokal Berperan Penting dalam Program Gratispol
Disdikbud Kaltim menyadari pentingnya peran perguruan tinggi lokal dalam kesuksesan program Gratispol. Oleh karena itu, berbagai perguruan tinggi diundang untuk berdiskusi dan memberikan masukan terkait teknis pelaksanaan program. Masukan dari civitas akademika diharapkan dapat menghasilkan program yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Salah satu hal krusial yang dibahas adalah pendataan mahasiswa di Kaltim. Data yang akurat sangat diperlukan untuk menentukan jumlah penerima manfaat dan mengalokasikan anggaran secara efisien. Proses pendataan ini menjadi bagian penting dalam tahap awal penyusunan program Gratispol.
Selain pendataan, diskusi juga akan membahas syarat-syarat penerima manfaat program. Apakah syarat-syaratnya akan sama seperti program serupa sebelumnya atau terdapat peningkatan dan perluasan jangkauan. Semua ini masih dalam proses pembahasan dan penyempurnaan.
Rahmat Ramadhan juga menambahkan bahwa tim transisi turut berperan aktif dalam penyusunan teknis program Gratispol. Tim ini bekerja sama dengan Disdikbud Kaltim untuk memastikan program berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.
Tahap Awal dan Harapan untuk Pelajar Kaltim
Awalnya, diskusi dan pendataan tahap I direncanakan pada 19 Februari 2024. Namun, pelaksanaannya ditunda hingga setelah pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim yang baru. Penundaan ini bertujuan untuk memastikan program Gratispol disusun dengan matang setelah kepemimpinan baru terbentuk.
Rahmat Ramadhan mengimbau para pelajar di Kaltim untuk bersabar menunggu selesainya proses penyusunan program. Pihaknya memastikan bahwa program ini akan disusun secara maksimal agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Kaltim.
Proses penyusunan program Gratispol masih terus berlanjut. Konsep program masih belum final dan menunggu petunjuk teknis (juknis) dari gubernur terpilih. Setelah juknis diterbitkan, diharapkan program ini dapat segera diimplementasikan.
Dengan melibatkan perguruan tinggi dan tim transisi, diharapkan program Gratispol dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kalimantan Timur.
Program ini diharapkan mampu membuka akses pendidikan tinggi yang lebih luas dan merata bagi seluruh masyarakat Kaltim, tanpa terhalang kendala biaya. Semoga program ini dapat terlaksana dengan sukses dan membawa perubahan positif bagi pendidikan di Kaltim.