Gubernur Banten Ajak Masyarakat Teladani Ulama di Haul Abuya Bustomi
Gubernur Banten mengajak masyarakat meneladani para ulama, seperti Abuya Bustomi, untuk membangun peradaban yang luhur dan toleran, seperti yang dicontohkan dalam Haul ke-21 Abuya Bustomi.
Gubernur Banten, Andra Soni, mengajak masyarakat Banten untuk meneladani para ulama dalam peringatan Haul ke-21 Abuya Bustomi dan Haul ke-1 Hj. Enok Bahryah binti Abuya Bustomi di Pondok Pesantren Al-Hidayah Cisantri, Pandeglang, Senin (5/5).
Acara haul ini dihadiri oleh Gubernur Banten dan ribuan masyarakat Banten. Dalam sambutannya, Gubernur menekankan pentingnya meneladani para ulama sebagai pewaris ajaran Rasulullah SAW, yang memberikan tuntunan hidup menuju keselamatan dunia dan akhirat. Peringatan haul ini diadakan di Pondok Pesantren Al-Hidayah Cisantri, Desa Curugbarang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang.
Abuya Bustomi, tokoh ulama kharismatik Banten, menjadi sorotan utama dalam acara haul ini. Keteladanan dan keberanian beliau menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk meneladani nilai-nilai keislaman yang luhur. Acara ini juga menjadi momentum untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam menyebarkan ajaran Islam yang damai dan menyejukkan.
Mempelajari Keteladanan Abuya Bustomi
Gubernur Andra Soni menyampaikan bahwa Abuya Bustomi merupakan sosok ulama besar yang dikenal karena keberanian dan karomahnya. Beliau berharap haul ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk meneladani keteladanan para waliyullah seperti Abuya Bustomi. "Ulama adalah pewaris nabi," kata Andra Soni. "Ajaran dan teladan yang diberikan ulama bisa menjadi cahaya penuntun dalam menjalani kehidupan." Ia juga mendoakan agar ilmu Abuya Bustomi menjadi amal jariyah yang terus mengalir, serta masyarakat mendapat limpahan keselamatan dan kesejahteraan dari Allah SWT.
Lebih lanjut, Gubernur menekankan pentingnya regenerasi dalam dunia keulamaan. Dengan wafatnya para ulama besar, generasi muda harus siap meneruskan perjuangan mereka dalam menyebarkan ajaran Islam yang damai dan menyejukkan, termasuk ajaran-ajaran dari Abuya Bustomi. Hal ini penting untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur agama Islam.
Gubernur juga mengajak umat Islam untuk terus membangun nilai-nilai peradaban yang luhur, memperkuat sikap toleran, dan berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat yang majemuk, kritis, dan bertanggung jawab. Haul ini, menurutnya, menjadi momentum untuk memperkuat akhlak, menyebarkan ilmu yang bermanfaat, dan membangun kesalehan sosial.
Kisah dan Warisan Abuya Bustomi
Jamaluddin, perwakilan keluarga Abuya Bustomi, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Gubernur Banten. Kehadiran Gubernur, menurutnya, membuktikan eratnya hubungan antara pemimpin daerah dan ulama dalam membina masyarakat. Jamaluddin menceritakan kisah Abuya Bustomi yang pernah mondok selama 27 tahun dan mengkhatamkan Al-Quran sekitar 878 kali.
Keikhlasan dan ketulusan Abuya Bustomi dalam mengajar, menurut Jamaluddin, telah melahirkan banyak ulama besar. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan kontribusi Abuya Bustomi dalam perkembangan agama Islam di Banten.
Haul Abuya Bustomi menjadi momen reflektif bagi masyarakat Banten untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan keteladanan para ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Acara ini juga memperkuat silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat, khususnya para ulama.
Peringatan haul ini bukan hanya sekadar mengenang sosok Abuya Bustomi, tetapi juga menjadi momentum untuk merefleksikan diri dan berkomitmen untuk meneruskan perjuangan beliau dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Nilai-nilai keteladanan yang ditunjukkan oleh Abuya Bustomi diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman.
Dengan demikian, Haul Abuya Bustomi menjadi bukti nyata betapa pentingnya peran ulama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Keteladanan dan warisan beliau akan terus dikenang dan diwariskan kepada generasi mendatang.