Gunung Marapi Erupsi Lagi! Kolom Abu Tak Teramati, Warga Laporkan Getaran
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali erupsi Rabu malam, meskipun kolom abu tidak teramati, warga melaporkan suara letusan dan getaran.
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Rabu malam, 19 Februari 2024, pukul 20.31 WIB, gunung berapi ini erupsi. Meskipun demikian, berbeda dengan erupsi sebelumnya, kali ini kolom abu vulkanik tidak teramati oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi. Erupsi ini terjadi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dan terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 30,7 milimeter dan durasi sekitar 54 detik. Menariknya, sejumlah warga melaporkan adanya suara letusan dan merasakan getaran akibat erupsi tersebut.
Petugas PGA Gunung Marapi, Teguh, membenarkan peristiwa ini. "Terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 20.31 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati," ujarnya dari Padang. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap aktivitas Gunung Marapi, mengingat potensi bahaya yang tetap ada meskipun kolom abu tidak terlihat. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan masyarakat sekitar.
Erupsi yang terjadi Rabu malam bukanlah satu-satunya aktivitas vulkanik Gunung Marapi pada hari itu. Tercatat, tiga kali erupsi terjadi pada hari yang sama. Erupsi pertama terjadi pukul 02.45 WIB dengan kolom abu mencapai ketinggian 500 meter di atas puncak, berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke utara. Erupsi kedua terjadi pukul 07.10 WIB, dengan kolom abu mencapai 700 meter, juga berwarna kelabu dan tebal ke arah utara. Kedua erupsi ini terekam dengan amplitudo dan durasi yang berbeda, menunjukkan variasi dalam kekuatan letusan.
Aktivitas Gunung Marapi dan Rekomendasi PVMBG
Saat ini, Gunung Marapi berada pada status Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat. Masyarakat, pendaki, dan pengunjung dilarang memasuki wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi, yaitu kawah Verbeek. Larangan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko terkena dampak langsung dari erupsi, seperti terkena material vulkanik atau gas beracun.
Selain itu, PVMBG juga memberikan imbauan khusus kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran sungai, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi. Mereka diminta untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir lahar hujan, terutama selama musim hujan. Banjir lahar hujan merupakan ancaman serius yang dapat terjadi ketika material vulkanik tercampur dengan air hujan dan mengalir deras di sepanjang aliran sungai. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian.
Pemantauan Gunung Marapi terus dilakukan secara intensif oleh PVMBG. Data seismograf, visual, dan pengukuran lainnya digunakan untuk menganalisis aktivitas gunung berapi dan memberikan peringatan dini jika diperlukan. Informasi terbaru dan akurat akan terus dipublikasikan untuk menjaga masyarakat tetap terinformasi dan aman. Kerjasama antara PVMBG dan masyarakat sekitar sangat penting dalam upaya mitigasi bencana.
Kesimpulannya, meskipun erupsi Rabu malam tidak menghasilkan kolom abu yang terlihat, peristiwa ini tetap menjadi indikator aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang perlu dipantau secara ketat. Rekomendasi dan imbauan dari PVMBG harus dipatuhi untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi bahaya dari gunung berapi yang masih aktif ini.