Gunungkidul Gencarkan Edukasi Cegah Antraks: Vaksinasi dan Sosialisasi Dilakukan Serentak
Dinas Peternakan Gunungkidul gencar melakukan vaksinasi dan edukasi kepada peternak untuk mencegah penyebaran antraks setelah ditemukan kasus positif di wilayah tersebut.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bergerak cepat menanggapi temuan kasus antraks. Apa yang terjadi? Kasus antraks ditemukan di Gunungkidul, DIY. Siapa yang bertindak? Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul. Dimana kejadiannya? Di Kabupaten Gunungkidul, DIY. Kapan kejadiannya? Temuan kasus dan respon cepat dilakukan pada April 2024. Mengapa tindakan pencegahan dilakukan? Karena antraks berbahaya bagi hewan dan manusia. Bagaimana upaya pencegahan dilakukan? Melalui vaksinasi, penyemprotan formalin, pemberian antibiotik, dan edukasi masif kepada peternak.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, menjelaskan bahwa vaksinasi antraks telah dilaksanakan pada bulan April. "Tindakan cepat dilakukan setelah adanya informasi mengenai temuan kasus antraks," ujar Wibawanti. Selain vaksinasi, DPKH Gunungkidul juga melakukan survei, pengambilan sampel, dan pengujian yang hasilnya positif antraks. Langkah-langkah cepat ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit yang mematikan ini.
Sebagai respons atas temuan kasus, DPKH Gunungkidul langsung mengambil tindakan tegas. Penyemprotan formalin dilakukan di kandang ternak dan lokasi yang diduga menjadi tempat pemotongan hewan terinfeksi. Pemberian antibiotik juga diberikan kepada 248 ekor kambing dan 130 ekor sapi di Girisubo dan Rongkop. Semua tindakan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi kesehatan hewan dan masyarakat Gunungkidul.
Vaksinasi dan Penanganan Cepat Kasus Antraks
Vaksinasi massal menjadi salah satu strategi utama dalam mencegah penyebaran antraks. Dinas Peternakan Gunungkidul menargetkan vaksinasi kepada sejumlah besar ternak untuk menciptakan kekebalan kelompok. Selain vaksinasi, pemberian antibiotik kepada ternak yang terpapar atau berisiko terpapar juga menjadi langkah penting dalam menekan penyebaran penyakit. Hal ini bertujuan untuk mencegah perkembangan penyakit dan mengurangi angka kematian ternak.
Setelah ditemukannya kasus antraks, Dinas Peternakan Gunungkidul langsung melakukan penyemprotan formalin di kandang ternak dan lokasi yang diduga menjadi tempat pemotongan hewan terinfeksi. Langkah ini bertujuan untuk mensterilkan lingkungan dan mencegah penyebaran bakteri penyebab antraks. Tindakan cepat dan tepat ini diharapkan dapat membatasi penyebaran penyakit ke ternak lainnya.
Wibawanti juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam melaporkan kasus kematian ternak. "Apabila terjadi kematian ternak, masyarakat bisa segera menghubungi puskeswan setempat atau melapor kepada petugas," imbuhnya. Laporan cepat sangat penting untuk memungkinkan tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif.
Edukasi Masyarkat: Langkah Strategis Cegah Antraks
Selain tindakan medis, edukasi masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran antraks. Dinas Peternakan Gunungkidul telah melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara serentak di berbagai wilayah, khususnya di Rongkop, Girisubo, dan daerah-daerah yang pernah terpapar antraks sebelumnya. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya antraks dan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Retno Widyastuti, menegaskan pentingnya edukasi sebagai langkah strategis. Pada Senin (14/4), dinas telah melaksanakan KIE di enam kapanewon rawan antraks. Sebanyak 21 petugas medis dan paramedik veteriner dikerahkan untuk memberikan pemahaman langsung kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan di kantor kalurahan dengan melibatkan pamong desa untuk menjangkau masyarakat secara efektif.
Dalam sosialisasi tersebut, masyarakat diimbau untuk segera melapor jika menemukan ternak mati dan dilarang menyembelih, menjual, atau mengonsumsi ternak yang sakit atau mati. Retno menekankan bahwa kegiatan KIE akan terus dilakukan secara masif dan berkelanjutan. Kesadaran masyarakat, menurutnya, merupakan kunci utama dalam pengendalian penyakit antraks.
Dengan adanya vaksinasi, pemberian antibiotik, dan sosialisasi yang intensif, diharapkan penyebaran antraks di Gunungkidul dapat dikendalikan. Pemerintah daerah berharap kasus serupa tidak akan terulang di masa mendatang. Peran serta masyarakat dalam melaporkan kasus dan mengikuti imbauan pemerintah sangat penting untuk keberhasilan upaya pencegahan ini.