Hilirisasi Kehutanan: Buka Lapangan Kerja dan Dorong Ekspor Produk Ramah Lingkungan
Menteri Kehutanan mengungkapkan hilirisasi kehutanan telah membuka lapangan kerja baru, khususnya bagi perempuan di Bantul, Yogyakarta, melalui ekspor kotak makan ramah lingkungan dari kayu sengon.
Jakarta, 7 Mei 2024 - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyatakan bahwa hilirisasi kehutanan telah berhasil membuka peluang kerja yang lebih luas, terutama bagi masyarakat sekitar hutan. Hal ini terlihat dari keberhasilan UMKM di Bantul, Yogyakarta, yang mengekspor produk kotak makan ramah lingkungan ke Taiwan. Program ini tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, Menhut Antoni menekankan potensi besar hilirisasi kehutanan dalam menciptakan lapangan kerja. Ia menyebut program ini sebagai pembuka mata akan luasnya lapangan pekerjaan di sektor kehutanan, khususnya dalam pengolahan produk hutan. Salah satu contoh nyata keberhasilan ini terlihat dari ekspor produk kotak makan dari kayu sengon oleh CV Tunas Jaya Abadi (TJA) di Dusun Srontakan, Bantul.
CV TJA, sebuah UMKM di Bantul, telah berhasil mengekspor kotak makan (lunch box) dari kayu sengon ke Taiwan. Lebih dari 80 persen pekerja di UMKM ini adalah perempuan, menunjukkan dampak positif hilirisasi bagi pemberdayaan perempuan di pedesaan. Kotak makan ini nantinya akan digunakan sebagai lunch box di kereta api di Taiwan, menandakan kualitas dan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
UMKM Bantul Sukses Ekspor Kotak Makan Ramah Lingkungan
Menhut Antoni secara langsung meninjau proses produksi kotak makan ramah lingkungan tersebut, mulai dari pemotongan kayu sengon, pengeringan, penipisan, hingga pengemasan. Ia terkesan dengan proses produksi yang melibatkan banyak perempuan dan menghasilkan produk berkualitas ekspor. Ekspor dilakukan setiap 2-3 minggu sekali dengan kapasitas satu kontainer mencapai 800-850 buah.
Menhut Antoni juga menyampaikan komitmennya untuk mendukung UMKM tersebut agar dapat meningkatkan skala bisnisnya. Ia berjanji akan membantu dalam hal regulasi, misalnya terkait letak penanaman hutan bahan baku, serta keragaman dan kualitas bibit sengon. Dukungan ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan usaha dan peningkatan produksi.
Selain dukungan regulasi, Menhut juga berencana untuk membantu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan besar di sektor food and beverage (F&B) yang memiliki komitmen terhadap lingkungan hidup. Perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan dapat menjadi mitra bisnis bagi UMKM dan menggunakan produk kotak makan ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti plastik dan styrofoam.
Solusi Ramah Lingkungan dari Kayu Rakyat
Produk kotak makan dari kayu sengon ini merupakan solusi ramah lingkungan yang memanfaatkan kayu budidaya dari Areal Penggunaan Lain (APL) yang bebas dari kawasan hutan negara. Penggunaan kayu rakyat, yaitu kayu olahan dari pohon yang tumbuh dari hasil budidaya atau tumbuh alami di lahan masyarakat, juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa hilirisasi kehutanan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek lingkungan dan sosial. Dengan membuka lapangan kerja dan mempromosikan produk ramah lingkungan, hilirisasi kehutanan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk mengembangkan produk serupa dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Menhut Antoni berharap, keberhasilan CV TJA dapat menjadi contoh bagi UMKM lain di Indonesia untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan dukungan pemerintah dan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup, hilirisasi kehutanan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.