IHSG Tertekan, Boy Thohir Ajak Publik: Saatnya Beli Saham!
Direktur Utama ADRO, Boy Thohir, menilai IHSG sedang dalam momentum beli karena valuasi saham dinilai murah, meskipun ada tekanan global.
Jakarta, 3 Maret 2024 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami tekanan. Namun, Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), Garibaldi "Boy" Thohir, justru melihatnya sebagai peluang investasi. Ia mengajak publik untuk melakukan aksi beli saham di tengah situasi ini. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sesi konferensi pers Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal di Main Hall BEI, Jakarta, Senin.
Menurut Boy Thohir, secara fundamental, perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menunjukkan kinerja yang baik. Ia menekankan bahwa valuasi saham saat ini terbilang murah. Hal ini menjadikannya optimistis terhadap prospek pasar modal Indonesia di masa mendatang.
Boy Thohir menyatakan keyakinannya dengan mengatakan, "Saya lihat memang dari sisi value-nya itu murah. Jadi, it's time to buy menurut saya." Pernyataan tersebut didasari oleh analisisnya terhadap kondisi pasar saat ini yang dipengaruhi sentimen global.
Momentum Beli Saham di Tengah Tekanan IHSG
Boy Thohir menjelaskan bahwa kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini relatif murah, meskipun ada sentimen negatif dari pasar global. Ia menilai bahwa masalah fundamental di dalam negeri tidak terlalu mengkhawatirkan. "Fundamentalnya nggak ada yang terlalu mengkhawatirkan menurut saya, karena eksternal problem aja," ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menanggapi rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengkaji penerapan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Boy Thohir menyatakan kesiapan ADRO untuk melakukan aksi buyback jika kebijakan tersebut diterapkan.
Ia menambahkan, "Kita tunggu ini nih, tunggu OJK. Kalau OJK-nya menyatakan segera dibuka, kita siap." Sikap optimistis ini menunjukkan kepercayaan diri Boy Thohir terhadap potensi pertumbuhan perusahaan dan pasar modal Indonesia.
OJK Tunda Implementasi Short Selling dan Kajian Buyback Saham
OJK bersama BEI telah mengambil keputusan untuk menunda implementasi short selling dan melakukan kajian terkait buyback saham tanpa RUPS. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap tekanan yang terus terjadi pada IHSG.
Kepala Eksekutif OJK Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa penundaan short selling dan kajian buyback saham tanpa RUPS dilakukan setelah mempertimbangkan masukan dari para pemangku kepentingan dan pelaku pasar. "Dengan mempertimbangkan concern tersebut dan mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan dan pelaku pasar, OJK akan mengambil kebijakan awal untuk pertama adalah menunda implementasi kegiatan short selling. Selain hal tersebut, terdapat opsi kebijakan lain yang jika diperlukan yaitu mengkaji buyback saham tanpa RUPS dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya," jelas Inarno Djajadi.
Dalam pengambilan kebijakan tersebut, OJK akan memprioritaskan tiga hal utama: stabilitas pasar, peningkatan likuiditas, dan perlindungan investor. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga kepercayaan investor dan mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia.
Meskipun IHSG sedang tertekan, pernyataan Boy Thohir dan langkah OJK memberikan sinyal positif bagi pasar. Momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk mempertimbangkan strategi investasi jangka panjang dengan fokus pada fundamental perusahaan yang kuat.