Imlek 2576 di Banyumas: Perayaan, Tradisi, dan Harapan Baru
Masyarakat Tionghoa Banyumas bersiap merayakan Tahun Baru Imlek 2576 dengan berbagai persiapan, termasuk pembersihan Kelenteng Boen Tek Bio yang melibatkan warga, pelajar, dan mahasiswa, serta harapan akan tahun yang lebih baik.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Banyumas, Jawa Tengah, tengah bersiap menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili yang jatuh pada 29 Januari 2025. Persiapan ini meliputi berbagai kegiatan, salah satunya pembersihan besar-besaran di Kelenteng Boen Tek Bio, Desa Sudagaran, Banyumas.
Pembersihan atau yang dikenal dengan istilah 'jamasi' ini tak hanya dilakukan oleh warga Tionghoa setempat, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat sekitar, siswa SMK Negeri 3 Banyumas, dan mahasiswa dari beberapa universitas di Purwokerto. Kegiatan ini menunjukan semangat kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di Banyumas.
Menurut Sobitananda, Juru Bicara Kelenteng Boen Tek Bio, prosesi jamasi diawali dengan sembahyang Sang An, sebuah ritual mengantar Dewa Dapur naik ke langit. Setelahnya, barulah dilakukan pembersihan rupang (patung suci), bangunan, dan seluruh area kelenteng. Proses pembersihan ini memakan waktu sekitar tiga hingga empat hari.
Pembersihan rupang dan beberapa sarana lainnya menggunakan bahan-bahan khusus, seperti bunga, air dari lima mata air, sabun, dan air jeruk. Setelah bersih, pelita akan dinyalakan menandakan kesiapan untuk rangkaian perayaan Imlek. Proses ini merupakan tradisi yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir di Kelenteng tersebut.
Kelenteng Boen Tek Bio memiliki keunikan tersendiri. Di dalamnya terdapat 18 altar, termasuk Altar Mbah Kuntjung, sebuah penghormatan kepada leluhur kejawen masyarakat Banyumas. Altar ini didirikan pada tahun 1993 atas arahan leluhur, dan dilengkapi dengan simbol-simbol kejawen seperti keris dan pusaka lainnya pada tahun 1997.
Keunikan ini menunjukkan sinkretisme budaya yang harmonis antara budaya Tionghoa dan Jawa di Banyumas. Partisipasi pelajar dan mahasiswa dalam prosesi jamasi juga telah berlangsung selama 15 tahun terakhir, semakin memperkuat rasa kebersamaan dan pemahaman antar budaya.
Tahun Baru Imlek 2576, atau tahun Ular Kayu, dimaknai sebagai tahun dengan harapan baik. Sifat ular yang gigih dan elemen kayu yang melambangkan pertumbuhan, membawa optimisme akan perkembangan kehidupan, khususnya perekonomian. Hal ini menunjukkan harapan masyarakat untuk masa depan yang lebih cerah.
Fani Nur Dwi Saputro, mahasiswa UMP yang terlibat dalam kegiatan ini, meskipun berbeda keyakinan, merasakan eratnya kekeluargaan di Kelenteng Boen Tek Bio. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman akan esensi persatuan sebagai warga negara Indonesia.
Persiapan Imlek di Banyumas bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga perwujudan pelestarian budaya dan semangat kebersamaan yang indah. Kegiatan ini menjadi bukti nyata harmoni antar budaya dan agama di Indonesia.