Indonesia Desak Penguatan Upaya Global Penghapusan Senjata
Menlu RI, Sugiono, menyerukan penguatan upaya global penghapusan senjata di Konferensi Penghapusan Senjata (CD) di Jenewa, menekankan perlunya langkah konkret untuk memulihkan stabilitas global dan mengurangi risiko konflik nuklir.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, pada Senin menyerukan upaya penghapusan senjata yang lebih kuat untuk mencapai perdamaian dan keamanan global dalam Segmen Tingkat Tinggi Konferensi Penghapusan Senjata (CD) di Jenewa, Swiss. Pernyataan tersebut disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan rivalitas strategis antar negara dan meluasnya persenjataan nuklir.
Dalam pernyataan kementeriannya, Sugiono menyampaikan, "Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, kami tetap teguh dalam komitmen kami terhadap perdamaian dan keamanan global, termasuk memajukan upaya penghapusan senjata." Ia menyoroti peningkatan kerentanan stabilitas global karena rivalitas strategis, melemahnya komitmen penghapusan senjata, perluasan senjata nuklir, dan meningkatnya risiko konflik dan kecelakaan nuklir.
Sugiono menekankan bahaya senjata nuklir terhadap keamanan global. "Senjata nuklir tidak menjamin keamanan; malah, mereka menimbulkan ancaman terhadapnya," tegasnya. Seruan ini disampaikan sebagai respon terhadap situasi geopolitik internasional yang semakin kompleks dan penuh tantangan.
Pentingnya Revitalisasi Arsitektur Penghapusan Senjata Global
Indonesia mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret guna memulihkan stabilitas global, termasuk memperkuat kerangka penghapusan senjata global. Sugiono juga menyerukan agar CD memenuhi mandatnya dengan merevitalisasi arsitektur penghapusan senjata global. Hal ini mencakup beberapa poin penting.
Langkah-langkah konkret tersebut meliputi memajukan negosiasi penghapusan senjata nuklir, membentuk instrumen hukum untuk jaminan keamanan, memperkuat Zona Bebas Senjata Nuklir, dan memperkuat norma-norma melawan pengujian senjata nuklir. Indonesia percaya bahwa kerjasama internasional yang kuat sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
Konferensi Penghapusan Senjata (CD) merupakan satu-satunya forum multilateral yang diamanatkan oleh Majelis Umum PBB untuk menegosiasikan perjanjian penghapusan senjata utama. CD terdiri dari 65 negara anggota, termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan 60 negara penting lainnya dari segi militer, termasuk Indonesia.
Komitmen Indonesia terhadap Perdamaian Global
Sejak didirikan pada tahun 1978, CD telah menghasilkan perjanjian-perjanjian penting seperti Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir dan Perjanjian Komprehensif Larangan Uji Coba Nuklir. Kehadiran Sugiono dalam pertemuan tersebut menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap penghapusan senjata multilateral dan kontribusi berkelanjutannya terhadap upaya perdamaian global.
Partisipasi aktif Indonesia dalam CD menunjukkan komitmen yang kuat terhadap perdamaian dunia dan keamanan regional. Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan bebas dari ancaman senjata pemusnah massal. Upaya ini sejalan dengan prinsip-prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
Keikutsertaan Indonesia dalam konferensi ini juga merupakan bagian dari upaya diplomasi aktif Indonesia dalam kancah internasional. Dengan menekankan pentingnya penghapusan senjata nuklir, Indonesia berharap dapat mendorong negara-negara lain untuk mengambil langkah yang lebih konkret dalam mewujudkan perdamaian dunia yang berkelanjutan.
Partisipasi Indonesia dalam forum internasional seperti CD menunjukkan komitmen negara untuk berkontribusi pada perdamaian dan keamanan global. Melalui diplomasi dan kerjasama internasional, Indonesia berupaya untuk menciptakan lingkungan internasional yang lebih aman dan stabil bagi seluruh negara di dunia.
Indonesia berharap agar upaya-upaya penghapusan senjata ini dapat membuahkan hasil yang nyata dan memberikan kontribusi signifikan terhadap terciptanya perdamaian dunia yang lestari. Komitmen Indonesia terhadap perdamaian global akan terus dijalankan melalui berbagai jalur diplomasi dan kerjasama internasional.