Indonesia-Kanada Bahas Potensi Karbon Biru untuk Atasi Perubahan Iklim
Menteri LHK RI dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada bertemu membahas pengelolaan karbon biru sebagai solusi strategis dalam menangani perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan ekosistem.
Jakarta, 15 Februari 2024 - Indonesia dan Kanada sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengelolaan karbon biru sebagai upaya untuk mengatasi perubahan iklim. Pertemuan bilateral antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Hanif Faisol Nurofiq, dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Ahmed Hussen, di Jakarta pada Kamis (13/2) menghasilkan komitmen untuk mengeksplorasi potensi karbon biru lebih lanjut.
Pertemuan tersebut menandai langkah penting dalam kolaborasi kedua negara dalam isu lingkungan. Menteri Hanif menekankan pentingnya pengelolaan karbon biru sebagai strategi kunci dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan ekosistem. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin antara Indonesia dan Kanada di bidang lingkungan hidup.
Langkah Strategis Mengatasi Perubahan Iklim
Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai langkah strategis yang tengah dijalankan pemerintah Indonesia untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan. Salah satu fokus utama adalah pengelolaan sampah, termasuk penyusunan aturan yang lebih efektif dan penerapan teknologi waste-to-energy. Upaya untuk mengurangi polusi udara dan air juga menjadi prioritas utama.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga tengah aktif mengeksplorasi potensi karbon biru sebagai solusi inovatif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Karbon biru, yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut seperti mangrove, padang lamun, dan rawa garam, memiliki peran penting dalam penyerapan karbon dioksida dari atmosfer.
Kolaborasi Indonesia-Kanada: CEPI dan Kerja Sama Bilateral
Menteri Hanif juga menyinggung keberhasilan kerja sama lingkungan sebelumnya antara Indonesia dan Kanada, khususnya Collaborative Environmental Project in Indonesia (CEPI) yang berlangsung di Sulawesi pada tahun 1996-2003. Program ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengelolaan lingkungan di tingkat regional.
Kedua negara sepakat untuk memperluas cakupan kerja sama bilateral, termasuk kemungkinan kolaborasi langsung dalam pengelolaan karbon biru. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk menghadapi tantangan perubahan iklim secara global dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan.
Potensi Karbon Biru: Harapan untuk Masa Depan
Potensi karbon biru di Indonesia sangat besar mengingat luasnya wilayah pesisir dan laut. Dengan dukungan teknologi dan keahlian dari Kanada, Indonesia berharap dapat mengoptimalkan potensi karbon biru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target pembangunan berkelanjutan.
Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai program konkret, mulai dari riset dan pengembangan teknologi hingga pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Dengan demikian, Indonesia dapat lebih efektif dalam mengelola sumber daya alamnya dan berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.
Kesimpulan
Pertemuan antara Menteri LHK RI dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada menandai babak baru dalam kerja sama kedua negara dalam bidang lingkungan. Fokus pada pengelolaan karbon biru sebagai solusi strategis untuk mengatasi perubahan iklim menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan global. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia dan dunia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.