Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 15 Juta, Didominasi Generasi Muda
Jumlah investor pasar modal Indonesia tercatat mencapai 15,35 juta pada Februari 2025, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya dan didominasi oleh investor berusia di bawah 30 tahun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan kabar gembira bagi pasar modal Indonesia. Per 13 Februari 2025, jumlah investor tercatat telah mencapai angka fantastis: 15,35 juta. Peningkatan ini menunjukkan tren positif yang signifikan, mencerminkan daya tarik pasar modal Indonesia bagi masyarakat. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK RI, Inarno Djajadi, dalam kuliah umum di Padang.
Pertumbuhan investor ini bukan fenomena sesaat. Data menunjukkan peningkatan yang konsisten dari tahun ke tahun. Dari hanya sekitar 300 ribu Single Investor Identification (SID) 15 tahun lalu, angka tersebut melesat hingga jutaan. Pada 2020 tercatat 3.880.753 SID, meningkat drastis menjadi 7.489.337 SID di tahun 2021, 10.311.152 SID di 2022, 12.168.061 SID di 2023, dan mencapai 14.871.639 SID di akhir 2024. Kenaikan sebesar 3,20 persen dari akhir 2024 hingga Februari 2025 menunjukkan pasar modal Indonesia semakin diminati.
Inarno Djajadi menekankan bahwa peningkatan jumlah investor ini menunjukkan semakin menariknya pasar modal Indonesia dari sisi permintaan. "Jadi dari sisi demand atau permintaan konsumen, pasar modal Indonesia itu semakin menarik yang tercermin dalam bertambahnya jumlah investor," ujarnya.
Generasi Muda sebagai Penggerak Utama
Data OJK juga mengungkap profil menarik dari investor pasar modal Indonesia. Mayoritas investor, yakni 54,83 persen, berada pada kelompok usia di bawah 30 tahun. Kelompok usia ini menguasai total aset mencapai Rp54,12 triliun. Hal ini menunjukkan peran penting generasi muda dalam mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia.
Sementara itu, investor berusia 31-40 tahun menyumbang 24,48 persen dengan total aset Rp279,01 triliun. Investor berusia 41-50 tahun mencapai 12,02 persen (Rp198,28 triliun), usia 51-60 tahun 5,71 persen (Rp290,75 triliun), dan investor di atas 60 tahun hanya 2,96 persen, namun menguasai aset tertinggi yaitu Rp887,07 triliun.
Dominasi investor muda ini menunjukkan potensi besar pasar modal Indonesia di masa depan. Mereka merupakan generasi yang melek teknologi dan cenderung lebih terbuka terhadap investasi alternatif.
Investasi Pasar Modal: Strategi Keuangan Jangka Panjang
Inarno Djajadi juga menyoroti pentingnya investasi di pasar modal sebagai strategi keuangan jangka panjang, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Investasi di pasar modal menjadi salah satu pilihan yang strategis untuk melindungi nilai aset, dan memperoleh potensi keuntungan yang berkelanjutan," katanya.
Fluktuasi suku bunga, tekanan inflasi, dan dinamika geopolitik menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu, investasi di pasar modal dapat menjadi pilihan yang lebih bijak dibandingkan hanya menyimpan uang di tabungan yang rentan terhadap inflasi. "Kita tidak bisa hanya menyimpan uang di tabungan saja karena akan tergerus oleh inflasi sehingga pasar modal dapat menjadi pilihan," tegas Inarno.
Kesimpulannya, pertumbuhan pesat investor di pasar modal Indonesia, terutama dari kalangan generasi muda, merupakan indikator positif bagi perekonomian nasional. Hal ini menunjukkan meningkatnya literasi keuangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih aman.