Iran Tolak Negosiasi Ulang Kesepakatan Nuklir di Bawah Tekanan AS
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak negosiasi ulang kesepakatan nuklir dengan AS di bawah tekanan dan ancaman, menekankan bahwa Iran tidak akan memenuhi tuntutan baru.
Teheran menolak tawaran negosiasi ulang kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Penolakan ini disampaikan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melalui media sosial X dan dalam pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintahan dan militer di Teheran. Pernyataan tersebut menegaskan sikap tegas Iran dalam menghadapi tekanan dari AS terkait program nuklirnya.
Khamenei menyatakan bahwa negosiasi yang dipaksakan oleh sejumlah pemerintah bertujuan untuk mendominasi dan memaksakan kehendak, bukan untuk menyelesaikan masalah. Ia menekankan bahwa Iran tidak akan memenuhi tuntutan baru yang diajukan AS, termasuk terkait kemampuan pertahanan dan hubungan internasional Iran. "Mereka mengajukan tuntutan baru terkait kemampuan pertahanan dan kemampuan internasional negara, menyuruh kami untuk tidak melakukan ini, tidak bertemu dengan orang itu, tidak pergi ke sana, tidak memproduksi ini, dan membatasi jangkauan rudal kami sampai batas tertentu," kata Khamenei di X. "Bagaimana mungkin ada orang yang bisa menerima hal-hal seperti itu?" tambahnya.
Pernyataan Khamenei ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa hari-hari yang menarik akan datang bagi AS dan Iran, mengindikasikan upaya negosiasi ulang kesepakatan nuklir atau kemungkinan aksi militer. Trump sendiri secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2018. Sikap tegas Iran ini konsisten dengan pernyataan pejabat lainnya, termasuk Presiden Masoud Pezeshkian dan Menteri Luar Negeri Abbas Aragchi, yang juga menolak negosiasi di bawah tekanan dan ancaman.
Sikap Tegas Iran Menolak Negosiasi di Bawah Tekanan
Ayatollah Khamenei secara tegas menolak segala bentuk negosiasi yang dilakukan di bawah tekanan. Beliau memandang upaya negosiasi yang dilakukan AS sebagai alat untuk memaksakan kehendak dan bukan sebagai solusi atas permasalahan yang ada. Iran, menurut Khamenei, tidak akan menerima tuntutan baru yang membatasi kemampuan pertahanan dan hubungan internasional negara.
Pernyataan tersebut juga disampaikan dalam pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintahan dan militer di Teheran, yang menunjukkan keseriusan dan kesatuan sikap pemerintah Iran dalam menghadapi tekanan AS. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan untuk menolak negosiasi bukanlah keputusan individual, melainkan merupakan kebijakan negara yang telah disepakati bersama.
Selain itu, Khamenei juga mengkritik pihak-pihak Eropa yang terlibat dalam kesepakatan nuklir, dengan mempertanyakan komitmen mereka terhadap perjanjian tersebut. "Kalian mengatakan Iran tidak memenuhi komitmen nuklirnya. Baiklah, apakah kalian sudah memenuhi komitmen kalian?" tanyanya. Kritik ini menunjukkan bahwa Iran merasa pihak-pihak Eropa juga belum sepenuhnya memenuhi kewajiban mereka dalam kesepakatan tersebut.
Penolakan Negosiasi: Konsistensi Kebijakan Luar Negeri Iran
Sikap tegas Iran dalam menolak negosiasi di bawah tekanan bukanlah hal yang baru. Sejumlah pejabat Iran, termasuk Menteri Luar Negeri Abbas Aragchi, telah menyatakan hal serupa sebelumnya. Aragchi menegaskan bahwa selama kebijakan AS yang menekan dan mengancam berlanjut, Iran tidak akan melakukan negosiasi langsung dengan AS. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah wawancara di Arab Saudi.
Konsistensi sikap ini menunjukkan bahwa penolakan negosiasi merupakan bagian dari strategi politik luar negeri Iran yang terencana dan terukur. Iran tampaknya lebih memilih untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasionalnya daripada berkompromi di bawah tekanan eksternal.
Dengan demikian, pernyataan Ayatollah Khamenei semakin memperkuat posisi Iran yang tidak akan bernegosiasi kecuali dengan syarat yang menguntungkan dan tanpa tekanan dari pihak manapun. Sikap ini menunjukkan bahwa Iran siap menghadapi konsekuensi dari penolakan negosiasi tersebut.
Iran secara konsisten menolak persyaratan dari kesepakatan nuklir yang sebelumnya gagal dengan negara-negara Barat. Hal ini menunjukkan bahwa Iran tidak akan mudah berkompromi dan akan mempertahankan posisinya dalam menghadapi tekanan internasional.
Kesimpulan
Penolakan Iran terhadap negosiasi ulang kesepakatan nuklir di bawah tekanan AS menegaskan kembali sikap tegas negara tersebut dalam mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasionalnya. Pernyataan Ayatollah Khamenei dan pejabat lainnya menunjukkan kesatuan sikap pemerintah Iran dalam menghadapi tekanan internasional dan menekankan pentingnya negosiasi yang adil dan tanpa paksaan.