Jakpus Aktifkan Kembali Bank Sampah di Seluruh RW
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat kembali menggiatkan program bank sampah di seluruh RW untuk meningkatkan pengelolaan sampah dan mendukung ketahanan pangan kota.
Jakarta, 18 Februari 2024 - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat (Jakpus) kembali mengaktifkan program bank sampah di seluruh Rukun Warga (RW) guna mendorong masyarakat untuk memilah sampah. Langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan di Jakarta Pusat.
Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat, Arifin, menyatakan bahwa pengaktifan kembali bank sampah ini merupakan prioritas. "Bank sampah juga sedang kita galakkan di semua RW yang ada di Jakarta Pusat," ujar Arifin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Status Bank Sampah di Jakarta Pusat
Dari total 386 RW di Jakarta Pusat, masih terdapat 77 RW yang belum memiliki bank sampah. Wali Kota Arifin menekankan pentingnya percepatan pembangunan bank sampah di RW-RW tersebut. "Ini harus terus didorong agar segera terbangun," tegasnya.
Selain itu, terdapat 66 RW yang memiliki bangunan bank sampah, namun tidak aktif beroperasi. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara infrastruktur dan implementasi program. Sebanyak 243 RW lainnya masih aktif menjalankan program bank sampah.
Apresiasi dan Pengembangan Program
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengapresiasi keberadaan bank sampah di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat yang telah beroperasi sejak tahun 2015. Bank sampah ini dikelola oleh petugas Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan (PJLP) kebersihan dan mengelola sampah dari aktivitas perkantoran, seperti gelas plastik, kardus, botol plastik, dan kertas.
"Mereka mengumpulkan dan mengelola sampah dengan memilahnya menjadi sampah organik dan non-organik," jelas Arifin. Sistem pengelolaan sampah di bank sampah ini menjadi contoh baik yang perlu ditiru oleh RW lainnya.
Urban Farming: Ketahanan Pangan Jakarta
Setelah meninjau bank sampah, Pj Gubernur DKI Jakarta bersama Wali Kota Jakpus dan jajarannya melakukan panen sayuran hidroponik di area Kantor Wali Kota Jakarta Pusat. Pertanian perkotaan atau urban farming ini menjadi bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan di Jakarta.
Sistem hidroponik di Kantor Wali Kota Jakpus memiliki 8 rak dengan 600 lubang tanam. Panen kali ini menghasilkan 40 kilogram sayuran, meliputi pakcoy, selada, dan samhong. Arifin menambahkan, "Tadi kita sama-sama memanen sayuran hidroponik seperti pakcoy, samhong dan selada. Ternyata dengan pola hidroponik tidak terlalu sulit untuk memanfaatkan ruang-ruang terbatas sehingga bisa mendukung ketahanan pangan."
Program bank sampah dan urban farming ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat dalam meningkatkan pengelolaan sampah dan ketahanan pangan. Dengan mengoptimalkan kedua program ini, diharapkan Jakarta Pusat dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.