Kadin Usul Skema Dagang Baru untuk Turunkan Tarif Ekspor Garmen RI ke AS
Kadin melobi industri AS untuk tarif impor garmen Indonesia yang lebih rendah, mengusulkan skema pembelian kapas AS dan mengekspor produk garmen jadi ke AS dengan harapan tarif nol persen.
Jakarta, 4 Mei 2024 - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) melobi National Cotton Council (NCC) Amerika Serikat untuk mendapatkan skema perdagangan baru yang menguntungkan ekspor produk garmen Indonesia. Harapannya, skema ini dapat membantu produk garmen Indonesia menikmati tarif impor terendah, bahkan idealnya nol persen, di Amerika Serikat.
Ketua Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan rencana tersebut. "Kami sedang mempertimbangkan kesepakatan (dengan NCC) di mana kami membeli kapas olahan buatan AS untuk Indonesia dan mengekspor produk garmen jadi kembali ke AS. Kami berharap tarif yang lebih rendah, nol persen jika memungkinkan, melalui skema ini," ujar Bakrie.
Dalam pertemuan dengan Wakil Presiden NCC, Robbie Minch, di Washington D.C., Bakrie menyampaikan usulan ini. Pertemuan yang berlangsung pada Sabtu lalu tersebut juga didokumentasikan secara tertulis. Selain melobi NCC, Bakrie juga meminta NCC untuk membantu melobi pemerintah AS melalui Perwakilan Dagang AS (USTR) demi daya saing perusahaan garmen Indonesia.
Upaya Penguatan Daya Saing Garmen Indonesia
Bakrie optimistis terhadap peluang kerja sama terbuka dengan NCC meskipun kapas buatan AS menghadapi persaingan ketat dari China dan Brasil. "Pertemuan berjalan dengan baik. Pertemuan dilakukan dengan pengawasan pemerintah dan berfokus pada masalah tarif yang solusinya sedang kami cari," kata Bakrie.
Dengan nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$2 miliar dalam sebulan, Bakrie menilai perdagangan yang seimbang akan meningkatkan peluang ekspor garmen, alas kaki, dan elektronik buatan Indonesia ke AS. Ia berharap penggunaan kapas AS dapat membantu mengurangi tarif produk garmen Indonesia, bahkan mendekati nol persen, sehingga meningkatkan daya saing di pasar Amerika.
Skema ini, menurut Bakrie, juga akan menguntungkan jutaan orang yang menggantungkan hidup pada industri garmen dan tekstil Indonesia, termasuk pengusaha dan pekerja pabrik. Hal ini menunjukkan komitmen Kadin untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan pelaku industri dalam negeri.
Tantangan dan Peluang di Pasar AS
Meskipun menghadapi persaingan ketat dari negara lain, khususnya China dan Brazil, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor garmen ke AS. Skema yang diusulkan Kadin ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi hambatan tarif dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Keterlibatan pemerintah dalam proses ini juga menunjukkan dukungan nyata terhadap upaya peningkatan ekspor nasional.
Langkah Kadin ini patut diapresiasi sebagai upaya proaktif dalam mencari solusi untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global. Kerja sama dengan NCC dan upaya melobi pemerintah AS merupakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan skema ini akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya bagi industri garmen dan tekstil.
Ke depannya, perlu adanya evaluasi dan monitoring yang ketat terhadap implementasi skema ini untuk memastikan efektivitasnya dalam menurunkan tarif ekspor garmen Indonesia ke AS. Selain itu, perlu juga dilakukan diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tunggal.
Kesimpulan
Upaya Kadin untuk melobi industri AS guna menurunkan tarif ekspor garmen Indonesia merupakan langkah strategis dalam meningkatkan daya saing dan membuka peluang pasar yang lebih luas. Suksesnya negosiasi ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan kesejahteraan jutaan pekerja di sektor garmen dan tekstil.