Kampung Kreatif Kindau: Menghidupkan Ekonomi Lokal Bengkayang Lewat Anyaman Tradisional
Kampung Kreatif Kindau di Bengkayang, Kalimantan Barat, sukses menghidupkan ekonomi lokal melalui pengembangan produk kerajinan tradisional Dayak Bidayuh, khususnya anyaman rotan yang diminati pasar lokal dan internasional.
Pada tahun 2017, Dusun Kindau di Desa Sekida Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, resmi bertransformasi menjadi Kampung Kreatif. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat dengan mengembangkan produk-produk tradisional Dayak Bidayuh, khususnya anyaman rotan. Kampung yang berbatasan dengan Malaysia ini telah berhasil meningkatkan perekonomian warga melalui penjualan kerajinan tangan yang unik dan bernilai estetika tinggi.
Program Kampung Kreatif Kindau memfokuskan pada pengembangan keterampilan warga dalam berbagai bidang, termasuk kerajinan tangan, kuliner, dan pariwisata. Salah satu hasil yang paling menonjol adalah kerajinan tangan berbahan dasar alami seperti bambu, rotan, dan kayu. Produk-produk ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan yang mudah terurai.
Keberhasilan Kampung Kreatif Kindau tidak terlepas dari keterampilan menganyam yang telah diwariskan secara turun-temurun. Awalnya, keterampilan ini hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, namun kini telah menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga di Kindau. Tingginya permintaan, terutama dari pasar Malaysia, telah mendorong pertumbuhan ekonomi di kampung ini.
Kerajinan Rotan: Incaran Pasar Lokal dan Internasional
Hasil kerajinan rotan dari Kampung Kreatif Kindau sangat diminati, baik di pasar lokal maupun internasional. Setiap akhir pekan, pedagang dari Malaysia datang untuk membeli hasil kerajinan, yang kemudian dijual di Pasar Serikin, Malaysia, yang terkenal dengan Weekend Market-nya. Beberapa warga Kindau juga menjual produk mereka langsung ke Malaysia, sebagian besar melalui sistem purchase order (PO).
Kedekatan geografis Kindau dengan Pasar Serikin (sekitar satu jam perjalanan darat) menjadi keuntungan tersendiri. Warga memiliki akses mudah ke pasar internasional melalui Pos Lintas Batas (PLB). Hal ini mempermudah distribusi produk dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Untuk meningkatkan produksi dan nilai jual, Kampung Kreatif Kindau menjalin kerjasama dengan Desa Wisata Jagoi Babang melalui MoU. Kerjasama ini saling menguntungkan, karena Desa Jagoi Babang yang populer sebagai desa wisata dapat memasarkan produk-produk Kindau kepada para wisatawan.
Bidai: Produk Unggulan Kampung Kreatif Kindau
Salah satu produk unggulan Kampung Kreatif Kindau adalah bidai, anyaman tikar dari rotan. Harga bidai bervariasi, mulai dari Rp450.000 hingga lebih dari Rp1.000.000 per lembar, tergantung tingkat kesulitan, ukuran, dan motif. Kerjasama dengan Desa Jagoi Babang membuka peluang pemasaran yang lebih luas bagi produk ini.
Kerjasama ini juga memberikan kesempatan bagi warga Kindau untuk meningkatkan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan. Hal ini memastikan kualitas produk tetap terjaga dan daya saing tetap terpelihara.
Kerjasama strategis antara kedua desa ini terbukti efektif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan mempromosikan produk lokal yang unik dan berkualitas. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Jagoi Babang dapat membeli oleh-oleh khas Kindau, menambah daya tarik wisata di daerah tersebut.
Kesuksesan IKM Ton Sowa dan Kisah Fitri Nurjanah
Fitri Nurjanah, seorang pengrajin dari kelompok sentra IKM Ton Sowa Jagoi Babang, mengungkapkan bahwa inisiatif Kampung Kreatif Kindau telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa warga Kindau dapat bekerja di ladang pada siang hari dan menganyam pada malam hari, menghasilkan pendapatan tambahan yang signifikan.
IKM Ton Sowa, yang terdiri dari empat kelompok (Juah, Kasah, Finishing, dan Mebel), menerima pesanan hingga 100-200 pcs per bulan, baik dari pasar lokal maupun Malaysia. Dalam setahun, pesanan dapat mencapai 2.000 pcs. Fitri sendiri, selain bergabung dengan IKM Ton Sowa, juga memiliki usaha mandiri yang memberdayakan 10 perempuan, sebagian besar ibu rumah tangga.
Fitri memulai usahanya pada tahun 2020, terinspirasi oleh dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian warga. Ia berinisiatif untuk mengembangkan kerajinan rotan dengan desain yang lebih beragam dan menarik, sehingga meningkatkan nilai jual produk. Ia juga memanfaatkan media sosial, khususnya Facebook, untuk memasarkan produknya.
Saat ini, Fitri dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp5 juta hingga Rp10 juta per bulan. Kelompoknya juga memiliki stok bahan baku rotan yang terjamin, berkat kerjasama dengan warga yang mencari dan menjual rotan dari hutan.
Kampung Kreatif Kindau Jagoi Babang Bengkayang menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dapat menghidupkan ekonomi lokal. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga melestarikan tradisi budaya Dayak dan memperkenalkan keindahan Jagoi Babang kepada dunia.