Kanselir Scholz Tekankan Pentingnya Hubungan Jerman-AS Jelang Pelantikan Trump
Kanselir Jerman Olaf Scholz menekankan pentingnya hubungan yang stabil dengan AS di tengah kekhawatiran pengaruh Elon Musk terhadap pemilihan umum Jerman dan dukungannya pada partai sayap kanan AfD.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dengan tegas menyatakan pentingnya menjaga hubungan yang stabil dengan Amerika Serikat (AS), terutama menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 20 Januari, di tengah kontroversi dugaan campur tangan Elon Musk dalam pemilihan umum Jerman mendatang.
Keprihatinan muncul setelah penasihat Trump, Elon Musk, secara terang-terangan mendukung partai sayap kanan Alternative für Deutschland (AfD). Hal ini menimbulkan kekhawatiran di Berlin mengenai potensi pengaruh terhadap hasil pemilihan umum yang akan digelar pada 23 Februari.
Scholz, dalam wawancara dengan surat kabar harian Rheinische Post, menekankan peran krusial hubungan transatlantik bagi Jerman dan Eropa. Menurutnya, NATO sebagai penjamin keamanan, memerlukan hubungan yang stabil dengan AS. Ia menambahkan telah berkomunikasi dengan Trump lewat telepon sebanyak dua kali, menggambarkan percakapan tersebut sebagai 'sangat ramah dan baik'.
Menanggapi klaim teritorial Trump terhadap Greenland, Kanada, dan Terusan Panama, Scholz menegaskan komitmen Eropa pada aturan internasional. Ia dengan tegas menyatakan, "Perbatasan tidak boleh diubah dengan kekerasan."
Kekhawatiran atas potensi perubahan mendasar dalam politik AS di bawah Trump juga diungkapkan Duta Besar Jerman untuk AS, Andreas Michaelis. Dalam dokumen rahasia, Michaelis memperingatkan tentang agenda 'gangguan maksimal' yang dijalankan Trump.
Ketegangan hubungan Berlin-Washington semakin meningkat setelah dukungan terbuka Musk kepada AfD. Melalui platform X dan wawancara daring dengan pemimpin AfD, Alice Weidel, Musk secara eksplisit merekomendasikan pemilih untuk memilih AfD, bahkan menyebutnya sebagai satu-satunya partai yang dapat menyelamatkan Jerman.
Pernyataan Musk ini menuai kecaman luas di Jerman, terutama setelah ia menghina Presiden Frank-Walter Steinmeier dan Kanselir Scholz. Pemerintah Jerman pun menuding Musk berupaya memengaruhi pemilihan umum melalui dukungannya pada AfD. Juru bicara pemerintah, Christiane Hoffmann, menyatakan bahwa meskipun Musk berhak berpendapat, pernyataannya tersebut merupakan usaha untuk memengaruhi pemilu federal.
Musk, yang juga pemilik X, sebelumnya telah menulis editorial di surat kabar WELT yang menyatakan dukungannya terhadap AfD. Hoffmann juga menyoroti bahwa Musk mendorong masyarakat untuk memilih partai yang sedang diawasi oleh badan intelijen domestik Jerman sebagai potensi kelompok ekstremis sayap kanan. AfD, yang saat ini berada di peringkat kedua dalam survei nasional, berpotensi menghambat pembentukan koalisi pemerintahan.
Meskipun demikian, partai-partai utama Jerman telah berkomitmen untuk menolak membentuk koalisi dengan AfD di tingkat nasional. Situasi ini menyoroti kompleksitas hubungan Jerman-AS dan dampak potensial intervensi asing terhadap politik domestik Jerman menjelang pemilihan umum.
Sumber: Anadolu