Kasus PMK di Kediri Melandai, Vaksinasi Jadi Kunci Utama
Pemkot Kediri laporkan kasus PMK pada ternak sapi relatif landai berkat program vaksinasi masif dan penanganan terpadu, dengan hanya dua kasus kematian dari 60 kasus.
Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, melaporkan perkembangan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di wilayahnya menunjukkan tren penurunan signifikan. Hal ini dikaitkan dengan keberhasilan program vaksinasi PMK yang gencar dilakukan oleh pemerintah. Dari total 60 kasus PMK yang menyerang sapi di Kota Kediri, sebanyak 58 sapi berhasil sembuh dan hanya dua sapi yang dilaporkan mati. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri, Moh. Ridwan, menyatakan bahwa hingga 4 Maret 2025, tidak ada laporan kasus PMK baru di Kota Kediri.
Penurunan kasus PMK ini tidak terlepas dari komitmen Pemkot Kediri dalam melaksanakan program vaksinasi PMK secara intensif. Dukungan pemerintah pusat melalui program Bulan Vaksinasi Nasional, yang dilaksanakan pada Januari-Maret dan Agustus-November 2025, juga turut berperan penting dalam menekan angka penyebaran PMK. Selain vaksinasi, upaya lain yang dilakukan meliputi screening pasar secara rutin, sosialisasi kepada masyarakat melalui media sosial dan brosur, pemantauan hewan di lapangan, serta pemberian edukasi langsung kepada peternak.
Moh. Ridwan menekankan pentingnya peran aktif peternak dalam menjaga kesehatan ternaknya. "Meskipun imbauan dari pusat ada Bulan Vaksinasi, kalau ada permintaan masyarakat tetap kami layani," ujarnya. Ia juga menghimbau peternak untuk memperhatikan kebersihan kandang, terutama saat musim hujan, dengan melakukan desinfeksi dan fumigasi secara berkala. Pemberian pakan yang cukup, vitamin, dan ramuan herbal juga dianjurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.
Vaksinasi dan Pencegahan PMK di Kota Kediri
Vaksinasi PMK menjadi strategi utama Pemkot Kediri dalam mengatasi wabah ini. Program vaksinasi yang masif dan terintegrasi telah terbukti efektif menekan penyebaran virus PMK di Kota Kediri. Selain itu, screening rutin di pasar-pasar hewan juga membantu mendeteksi dini potensi penyebaran PMK. Sosialisasi kepada peternak melalui berbagai media juga dinilai efektif dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan PMK.
Pemkot Kediri juga aktif melakukan pemantauan kesehatan hewan di lapangan. Tim dari DKPP Kota Kediri secara berkala mengunjungi peternak untuk memantau kondisi ternak dan memberikan edukasi terkait pencegahan PMK. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Kediri dalam melindungi ternak dari wabah PMK.
Meskipun kasus PMK di Kota Kediri relatif landai, Pemkot Kediri tetap waspada dan terus berupaya mencegah penyebaran PMK. Langkah-langkah pencegahan terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan kesehatan ternak tetap terjaga.
Peran Aktif Peternak dalam Penanggulangan PMK
Kepala DKPP Kota Kediri menekankan pentingnya peran peternak dalam menjaga kesehatan ternaknya. Peternak diimbau untuk segera melaporkan jika ada ternak yang menunjukkan gejala sakit. Kecepatan pelaporan sangat penting untuk mencegah penyebaran PMK ke ternak lain. Selain itu, peternak juga diminta untuk memperhatikan kebersihan kandang dan memberikan pakan yang bergizi.
Pemberian vitamin dan ramuan herbal juga dianjurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Dengan menjaga kesehatan ternak, peternak turut berkontribusi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan PMK. Kerja sama antara pemerintah dan peternak sangat penting dalam mengatasi wabah PMK.
Ridwan berharap agar ketersediaan obat dan vaksin PMK tetap terjamin. "Untuk bebas dari PMK, perlu sampai dengan tahun 2035 Indonesia baru bisa bebas PMK, sehingga kami juga persiapkan sumber dayanya. Meskipun sekarang dibuka vaksinasi mandiri, harapannya tetap disediakan pemerintah dan stoknya ada," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa Pemkot Kediri berkomitmen untuk mendukung upaya penanggulangan PMK dalam jangka panjang.
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pemkot Kediri dalam menangani PMK menunjukkan hasil yang positif. Vaksinasi yang masif, screening rutin, sosialisasi, dan pemantauan lapangan telah berhasil menekan penyebaran PMK. Namun, kewaspadaan dan upaya pencegahan tetap harus dilakukan secara berkelanjutan untuk mencegah munculnya kasus PMK baru.
Dengan kerjasama antara pemerintah dan peternak, diharapkan Kota Kediri dapat terbebas dari wabah PMK dan peternak dapat tetap menjalankan usahanya dengan aman dan produktif. Keberhasilan ini juga menjadi contoh bagi daerah lain dalam menangani wabah PMK.