Kemen ESDM Incar Investasi Danantara untuk Percepat Sektor Migas
Kementerian ESDM memprioritaskan proyek migas untuk percepatan pertumbuhan sektor tersebut dan akan mengajukan pendanaan dari Badan Pengelola Investasi Danantara.
Jakarta, 11 Maret 2024 - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memprioritaskan sejumlah proyek untuk mempercepat pertumbuhan sektor minyak dan gas bumi (migas). Langkah ini dilakukan dengan mengajukan permohonan pendanaan kepada Badan Pengelola Investasi Danantara. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, di Jakarta, Selasa (11/3).
Menurut Dewi, keputusan pemerintah untuk memprioritaskan sektor migas didorong oleh kurangnya pasokan gas untuk mempercepat pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan mendukung transisi energi. "Sejalan dengan arahan Menteri (ESDM Bahlil Lahadalia), kita ingin percepatan migas," kata Dewi.
Saat ini, Dewi masih melakukan identifikasi proyek energi baru dan terbarukan yang akan diajukan ke Danantara untuk mendapatkan pendanaan. Proyek-proyek besar seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1 gigawatt dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 2 gigawatt menjadi kandidat utama. "Kita akan identifikasi proyek-proyek besar, seperti PLTA yang existing 1 GW, PLTS 2 GW, dan menunggu arahan dari satgas (sebelum diajukan ke Danantara)," jelasnya.
Proyek Migas Prioritas dan Investasi Jumbo
Sebelumnya, Menteri Lahadalia menyatakan pemerintah berencana membangun kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari, meningkat dari target sebelumnya sebesar 500 ribu barel per hari. Proyek kilang minyak ini merupakan bagian dari 21 proyek hilir tahap pertama yang akan menerima investasi sebesar US$40 miliar. Proyek-proyek ini juga termasuk dalam target investasi hilir sebesar US$618 miliar hingga tahun 2025.
Selain kilang minyak, proyek besar lainnya mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Pemerintah juga berencana mengembangkan proyek hilir untuk mendapatkan Dimetil Eter (DME) dari bahan baku batubara sebagai pengganti impor LPG.
Upaya hilirisasi tidak hanya menyasar sektor energi, tetapi juga komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit alumina, serta sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, tambah Lahadalia.
Pendanaan Danantara untuk Transisi Energi
Langkah Kementerian ESDM untuk mencari pendanaan dari Danantara menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur energi dan mendukung transisi energi. Dengan ketersediaan dana yang cukup, diharapkan proyek-proyek strategis di sektor migas dapat terlaksana dengan cepat dan efisien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana investasi menjadi hal krusial yang perlu diperhatikan. Mekanisme pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan dana tersebut digunakan secara efektif dan tepat sasaran dalam rangka mencapai tujuan pembangunan sektor energi yang berkelanjutan.
Keberhasilan program ini akan berdampak signifikan terhadap ketahanan energi nasional dan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk investor dan masyarakat, sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini.
Pemerintah berharap dengan adanya investasi dari Danantara, pengembangan sektor migas dapat berjalan lebih optimal dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.