Kemenag Babel Tanam 3.000 Bibit Matoa: Wujud Ekoteologi dan Harmoni Antar Daerah
Kanwil Kemenag Kepulauan Bangka Belitung menanam 3.000 bibit pohon matoa sebagai bagian dari Gerakan Penanaman Sejuta Pohon Matoa Kemenag RI, mewujudkan ekoteologi dan mempererat tali silaturahmi antar daerah.
Pangkalpinang, 22 April 2024 - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berhasil menanam 3.000 bibit pohon matoa. Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Penanaman Sejuta Pohon Matoa Kemenag RI yang dicanangkan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Penanaman dilakukan di Asrama Haji Kepulauan Babel, Pangkalpinang, Selasa lalu, sebagai wujud nyata komitmen Kemenag Babel terhadap pelestarian lingkungan dan mempererat tali silaturahmi antar daerah.
Kepala Kanwil Kemenag Kepulauan Babel, Masmuni Mahatma, menjelaskan bahwa aksi penanaman ini memiliki makna yang sangat dalam. "Penanaman matoa ini diharapkan menjadi semangat baru bagi kita semua untuk saling menghargai antara satu daerah dengan daerah lainnya," ujarnya usai kegiatan penanaman. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan kepedulian bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Gerakan ini sejalan dengan program prioritas Menteri Agama, yaitu Program Ekoteologi berbasis nilai-nilai agama. Penanaman pohon matoa bukan sekadar kegiatan lingkungan, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan sosial yang mendalam. Hal ini menunjukkan komitmen Kemenag dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menjaga kelestarian alam.
Ekoteologi dan Sumbangan ASN
Masmuni Mahatma menjelaskan bahwa dana pengadaan 3.000 bibit matoa tersebut berasal dari sumbangan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kanwil Kemenag Kepulauan Babel. Hal ini menunjukkan kepedulian dan partisipasi aktif ASN dalam mendukung program Kementerian Agama. "Dana pengadaan 3.000 bibit matoa ini bukan dari pemerintah, tetapi murni dari sumbangan para ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Kepulauan Babel untuk menyukseskan Gerakan Penanaman Sejuta Matoa di Indonesia," jelasnya. Kemenag Babel berharap aksi ini dapat menginspirasi instansi lain untuk turut serta dalam kegiatan serupa.
Pohon matoa, tanaman endemik Papua, dipilih karena memiliki banyak manfaat. "Matoa ini merupakan tanaman endemik Papua yang sangat banyak manfaatnya, seperti daunnya bisa sebagai tempat berlindung, akarnya juga tidak mengganggu, dan buahnya menjadi kenikmatan bagi masyarakat di daerah ini," ungkap Masmuni. Keberagaman manfaat matoa menjadikannya pilihan yang tepat untuk program penanaman pohon ini.
Kegiatan ini juga menekankan pentingnya perawatan bersama. "Mari kita maksimalkan gerakan ini dan merawat bibit tanaman secara bersama-sama. Bahkan sebelum gerakan ini, kami telah menanam matoa di kawasan asrama haji dan telah tumbuh dengan baik," ajaknya. Perawatan bersama akan memastikan keberhasilan program penanaman pohon ini dalam jangka panjang.
Tanggung Jawab Bersama dan Doa Lintas Agama
Penanaman matoa ini merupakan wujud tanggung jawab bersama dalam melestarikan lingkungan di Kepulauan Bangka Belitung. "Penanaman matoa ini merupakan tanggung jawab bersama untuk melestarikan dan menghijaukan Bumi Negeri Serumpun Sebalai ini," tegas Masmuni. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Kegiatan penanaman tersebut juga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh lintas agama. "Alhamdulillah, kegiatan penanaman matoa ini didoakan tokoh-tokoh lintas agama dan semoga pohon ini menjadi tanaman bermakna dan menaungi kita di surga nanti," kata Masmuni. Dukungan lintas agama ini memperkuat nilai kebersamaan dan toleransi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Secara keseluruhan, kegiatan penanaman 3.000 bibit pohon matoa oleh Kanwil Kemenag Kepulauan Bangka Belitung merupakan langkah nyata dalam mendukung program pemerintah, mewujudkan ekoteologi, dan mempererat tali silaturahmi antar daerah. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi daerah lain untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dan membangun Indonesia yang lebih hijau.