Kemenag Gelar Penulisan Mushaf Nusantara: Peringati Nuzulul Quran dan Lestarikan Budaya Indonesia
Kementerian Agama (Kemenag) menggelar penulisan Mushaf Nusantara serentak di 30 provinsi, melibatkan kaligraf terbaik untuk memperingati Nuzulul Quran dan melestarikan budaya Indonesia.
Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia menggelar penulisan Mushaf Nusantara sebagai bentuk perayaan Nuzulul Quran dan upaya pelestarian serta pengembangan Al-Quran dengan corak khas Indonesia. Kegiatan monumental ini melibatkan 365 kaligraf terbaik dari seluruh penjuru negeri, termasuk para juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional maupun internasional. Penulisan mushaf akan dilakukan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia.
Direktur Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa Nuzulul Quran merupakan peristiwa penting yang membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. "Nuzulul Quran adalah peristiwa monumental yang membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. Al Quran hadir sebagai pedoman hidup yang mengajarkan kemanusiaan, keadilan, dan harmoni," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dijadwalkan akan memulai penulisan Mushaf Nusantara dengan menorehkan titik pada lafaz basmallah, menandai dimulainya proyek besar ini. Mushaf Nusantara sendiri memiliki ukuran 100x70 cm, terdiri dari 624 halaman, dan dihiasi dengan 38 corak iluminasi yang merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat identitas nasional dan mempererat persatuan dalam keberagaman.
Penulisan Mushaf Nusantara: Merajut Persatuan dalam Keberagaman
Dengan melibatkan kaligraf dari berbagai daerah, penulisan Mushaf Nusantara menjadi simbol persatuan Indonesia. Keberagaman budaya Indonesia yang kaya justru menjadi kekuatan, bukan sumber konflik. Abu Rokhmad menekankan pentingnya pengamalan ajaran agama untuk menjaga kerukunan dan kedamaian. "Sebagai negara dengan keberagaman etnis dan budaya, Indonesia memiliki potensi konflik horizontal. Namun, jika setiap pemeluk agama mengamalkan ajaran kitab sucinya, kerukunan dan kedamaian akan terus terjaga," katanya.
Mushaf Nusantara bukan hanya sekadar mushaf Al-Quran biasa. Ukurannya yang besar dan desainnya yang kaya akan ornamen mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia. Setiap corak iluminasi pada mushaf tersebut merepresentasikan ragam budaya Nusantara, menjadikannya karya seni sekaligus kitab suci yang sarat makna.
Proses penulisan mushaf ini melibatkan para ahli kaligrafi terbaik di Indonesia, yang telah melewati seleksi ketat. Keterlibatan para juara MTQ nasional dan internasional menjamin kualitas penulisan mushaf yang tinggi dan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan Al-Quran.
Relevansi Al-Quran di Era Modern dan Konsep Ekoteologi Islam
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, juga menyampaikan pentingnya Al-Quran di era modern, khususnya dalam konteks kemajuan teknologi. Beliau menyatakan bahwa kemajuan teknologi justru semakin mengungkap kebenaran ilmiah yang terkandung dalam Al-Quran. "Al Quran tidak hanya memberi kepuasan bagi umat di masa Nabi. Saat ini, Al Quran juga memberi kepuasan intelektual bagi masyarakat di era AI (kecerdasan buatan)," ujar Menag.
Selain itu, Menag juga menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan, sesuai dengan konsep ekoteologi Islam. "Seluruh alam semesta merupakan saudara kembar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Tidak ada benda mati, semuanya bertasbih kepada-Nya," kata Menag, mengingatkan kita akan tanggung jawab menjaga kelestarian alam.
Penulisan Mushaf Nusantara ini bukan hanya sekadar proyek keagamaan, tetapi juga proyek kebudayaan yang bertujuan untuk memperkuat identitas nasional dan mempererat persatuan dalam keberagaman. Dengan memadukan nilai-nilai keagamaan dan kekayaan budaya Indonesia, proyek ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Melalui kegiatan ini, Kemenag berharap dapat menumbuhkan rasa cinta dan kecintaan terhadap Al-Quran, serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Semoga Mushaf Nusantara menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang dan menjadi simbol persatuan Indonesia yang kokoh.