Kemendukbangga Gandeng PTPN III Basmi Stunting: Pencegahan Sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) berkolaborasi dengan PTPN III dalam program Genting untuk mencegah stunting sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN resmi menggandeng PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) sebagai orang tua asuh dalam Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Kolaborasi ini diluncurkan di Jakarta pada Rabu, 7 Mei 2024, dan bertujuan untuk mencegah stunting, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menjelaskan alasan di balik kerja sama ini. "Tujuan kita menggandeng korporat, termasuk PTPN III, karena ini bagian dari korporasi yang punya banyak tanah dan memelihara kebun multi-rakyat, serta ada anak-anak yang perlu diasuh," ujar Mendukbangga Wihaji.
Wihaji menekankan pentingnya peran korporasi dalam tanggung jawab sosial, khususnya dalam upaya pencegahan stunting. Program Genting fokus pada intervensi sejak kehamilan hingga dua tahun pasca kelahiran, karena setelah usia tersebut, stunting akan lebih sulit diatasi. "Kalau mulai hamil, kita rawat ibunya, kita kasih asupan gizi, air bersih, sanitasinya, sampai nanti menyusui dua tahun. Jika itu lolos, Insya Allah ke depan baik-baik, tetapi kalau sudah dua tahun, stunting tidak bisa disembuhkan. Sebesar 20 persen stunting bisa disembuhkan, karena itu kita lebih baik mencegah daripada mengobati," tegasnya.
PTPN III Fokus pada Pencegahan Stunting di Lingkungan Kerja
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PTPN III, Sucipto Prayitno, memaparkan fokus perusahaan dalam pengentasan stunting, terutama di lingkungan kerja. Tantangan utama, menurutnya, terletak pada kurangnya pemahaman orang tua tentang gizi anak. "Bukan tidak bisa menyediakan, melainkan tidak bisa memilih dan menyajikan. Misalnya, ditinggal main gim oleh orang tuanya, nanti anak makannya enggak dikontrol, jadi sembarangan dan gizinya kurang," ungkap Sucipto.
Selain itu, masalah sanitasi di sekitar kebun juga menjadi perhatian serius. PTPN III berencana membuat program pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga dapat menunjang asupan gizi yang lebih baik. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan stunting.
Sucipto juga menambahkan bahwa PTPN III berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Kolaborasi dengan Kemendukbangga/BKKBN ini merupakan langkah nyata perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya.
Dukungan DPR RI terhadap Program Pengentasan Stunting
Anggota Komisi IX DPR RI, Rani Fahd Arafiq, memberikan dukungan penuh terhadap Kemendukbangga/BKKBN dalam upaya pengentasan stunting, khususnya dari segi anggaran. "Kementerian baru ini harus selalu kita dorong dengan anggaran yang luar biasa. Kalau Pak Menterinya sudah semangat, anggarannya enggak ada, bagaimana kita mau mengentaskan stunting?" tanya Rani Fahd Arafiq.
Ia mengapresiasi langkah Mendukbangga Wihaji yang aktif turun ke lapangan, meninjau distribusi, dan menyalurkan makanan bergizi gratis bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD di berbagai daerah. Hal ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia.
Rani Fahd Arafiq juga menekankan pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Dukungan penuh dari DPR RI diharapkan dapat memperkuat program-program yang telah dirancang oleh Kemendukbangga/BKKBN.
Kerja sama antara Kemendukbangga/BKKBN dan PTPN III dalam program Genting ini diharapkan dapat menjadi contoh kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan sektor swasta dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat ditekan secara signifikan.