Kemenperin Bidik Investasi Berkelanjutan di World Expo 2025 Osaka
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memanfaatkan World Expo 2025 Osaka untuk menarik investasi asing dan memamerkan potensi industri manufaktur Indonesia yang berkelanjutan.
Jakarta, 20 Februari 2025 - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah bersiap untuk berpartisipasi dalam World Expo 2025 di Osaka, Jepang. Keikutsertaan ini merupakan strategi kunci untuk menarik investasi asing dan menunjukkan kekuatan industri manufaktur Indonesia yang berkelanjutan kepada dunia. Expo ini diharapkan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan investasi di sektor manufaktur.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kemenperin, Tri Supondy, menekankan pentingnya partisipasi Indonesia dalam event internasional tersebut. Beliau menyatakan bahwa World Expo 2025 bukan hanya sekadar ajang promosi, melainkan langkah strategis untuk menarik investasi berkualitas tinggi ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok industri global.
Keberhasilan Indonesia dalam menarik investasi ditunjukkan oleh capaian realisasi investasi pada tahun 2024 yang mencapai angka Rp697,5 triliun, meningkat sebesar 23,4 persen dibandingkan tahun 2023. Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja sektor industri Indonesia yang terus menunjukkan ketahanan dan daya saing yang tinggi di tengah tantangan ekonomi global.
Potensi Investasi di Sektor Manufaktur Indonesia
Kinerja positif sektor industri Indonesia ditopang oleh berbagai faktor, termasuk investasi besar di berbagai sektor. Pada tahun 2024, industri logam dasar mencatatkan investasi terbesar dengan nilai Rp231,1 triliun, diikuti oleh industri makanan (Rp104,1 triliun), industri kertas dan barang dari kertas (Rp77 triliun), industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (Rp65,8 triliun), serta industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer (Rp26,2 triliun). Data ini menunjukkan diversifikasi investasi yang kuat di berbagai sektor industri manufaktur.
Selain investasi, penyerapan tenaga kerja di sektor industri nonmigas juga menunjukkan tren positif. Pada bulan Agustus 2024, sektor ini menyerap 19,96 juta orang, atau 13,79 persen dari total tenaga kerja industri. Angka ini membuktikan kontribusi signifikan sektor industri terhadap perekonomian Indonesia dan penyerapan tenaga kerja.
Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung investasi, termasuk penyederhanaan perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS), pemberian insentif pajak, dan berbagai kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dalam negeri. Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik bagi investor asing.
Peluang Kerja Sama di World Expo 2025
Partisipasi Indonesia di World Expo 2025 Osaka diharapkan dapat membuka peluang kerja sama baru, terutama di sektor-sektor unggulan seperti industri kendaraan listrik, semikonduktor, farmasi, otomotif, perkapalan, logam, kimia, karet, dan ban. Indonesia akan memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, Jerman, China, dan negara-negara Eropa.
Jepang, sebagai salah satu mitra utama Indonesia di sektor industri, telah menunjukkan komitmennya untuk memperluas kerja sama dalam pengembangan teknologi dan sumber daya manusia. Kerja sama ini akan memperkuat kapasitas industri Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Melalui diplomasi ekonomi dan industri yang intensif, pemerintah berupaya memperluas pasar ekspor dan menarik lebih banyak investasi ke Indonesia. World Expo 2025 Osaka diharapkan menjadi platform efektif untuk mencapai tujuan tersebut dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri manufaktur global.
Partisipasi aktif dan strategi yang tepat dalam World Expo 2025 Osaka diharapkan akan menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam menarik investasi dan memperkuat kerja sama internasional di sektor industri manufaktur.