Kemenperin Dorong Industri dan Transportasi Capai Net Zero Emission 2050
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan peran vital industri dan transportasi dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2050, mendorong inovasi teknologi ramah lingkungan seperti kendaraan hybrid.
Jakarta, 24 Maret 2024 - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan pentingnya peran sektor industri dan transportasi dalam mencapai target ambisius Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Target net zero emission (NZE) nasional diproyeksikan pada tahun 2060, namun sektor industri diharapkan mampu mencapai NZE lebih cepat, tepatnya pada tahun 2050. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Apit Pria Nugraha.
Apit menjelaskan bahwa pencapaian target NZE 10 tahun lebih cepat dari target nasional ini merupakan tantangan besar, namun sangat penting untuk keberlangsungan lingkungan dan perekonomian Indonesia. Ia menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan target tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam acara perkenalan teknologi Chery Super Hybrid (CSH) di Jakarta.
"Indonesia menargetkan net zero emission pada tahun 2060 dan untuk sektor industri ditargetkan mencapainya pada tahun 2050 atau lebih cepat 10 tahun dari target nasional," ujar Apit, menggarisbawahi urgensi percepatan dekarbonisasi sektor industri.
Sektor Transportasi: Tantangan Besar dalam Pencapaian NZE
Kontribusi sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca nasional sangat signifikan, mencapai sekitar 27 persen dari total emisi. Angka ini diproyeksikan akan meningkat drastis jika tidak ada upaya mitigasi yang efektif. Meningkatnya urbanisasi dan kepemilikan kendaraan bermotor menjadi faktor utama penyebabnya. Kemenperin menyadari hal ini dan berupaya untuk mendorong perubahan signifikan di sektor ini.
Dengan meningkatnya urbanisasi dan kepemilikan kendaraan pribadi, emisi dari sektor transportasi diprediksi akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampak lingkungan dari sektor ini. Salah satu langkah yang diusulkan adalah penerapan kebijakan otomotif yang mendukung pengembangan kendaraan ramah lingkungan.
Pemerintah juga mendorong inovasi teknologi di sektor transportasi. Hal ini tidak hanya terbatas pada kendaraan listrik, tetapi juga mencakup teknologi hybrid, biofuel, dan fuel cell yang ramah lingkungan. Semua teknologi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi.
Strategi Kemenperin dalam Mendekarbonisasi Sektor Industri
Kemenperin telah merumuskan sejumlah strategi untuk mendekarbonisasi sektor industri. Salah satu strategi utama adalah pembatasan emisi. Pembatasan emisi ini diharapkan dapat memacu produsen dan sektor industri untuk berinovasi dan berinvestasi dalam teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Selain pembatasan emisi, Kemenperin juga mendorong penggunaan teknologi rendah karbon di sektor industri. Hal ini termasuk memberikan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi tersebut. Dengan demikian, diharapkan akan semakin banyak perusahaan yang beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Kemenperin juga aktif dalam memberikan edukasi dan pelatihan kepada industri terkait dengan praktik industri hijau. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan industri dalam menerapkan teknologi dan praktik yang berkelanjutan.
Apresiasi terhadap Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan
Kemenperin mengapresiasi langkah PT Chery Sales Indonesia dalam mengembangkan teknologi rendah karbon, khususnya Chery Super Hybrid (CSH). Teknologi ini dinilai sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong dekarbonisasi sektor transportasi.
"Tentu kami sangat mengapresiasi komitmen Chery Indonesia yang telah menunjukkan teknologi Chery Super Hybrid atau CSH. Kegiatan ini kami harapkan dapat mempercepat dekarbonisasi melalui inovasi teknologi," ungkap Apit, menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam mencapai target NZE.
Lebih lanjut, Apit juga mengingatkan kembali pesan Menteri Perindustrian dalam acara The First Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) pada September 2024, yang menyatakan bahwa industri hijau bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Hal ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Dengan berbagai kebijakan dan langkah strategis yang telah dan akan dilakukan, Kemenperin optimistis dapat mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon yang lebih berkelanjutan. Kerja sama dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan sangat krusial dalam mencapai tujuan ini.