Kesehatan Ibu dan Anak: Pilar Utama Pembangunan Bangsa, Tegas Wakil Ketua MPR
Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, menekankan pentingnya kesehatan ibu dan anak sebagai fondasi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan, dalam diskusi kebangsaan baru-baru ini.
Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menegaskan pentingnya kesehatan dan gizi ibu serta anak sebagai kunci utama keberhasilan pembangunan nasional. Pernyataan ini disampaikannya dalam Diskusi Kebangsaan bertajuk "Mencetak Generasi Hebat, Membangun Indonesia Sehat", yang diadakan di Jakarta beberapa waktu lalu. Ibas menekankan bahwa anak-anak sebagai generasi penerus bangsa membutuhkan perhatian khusus dalam hal kesehatan dan gizi sejak dini untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju.
Dalam sambutannya, Ibas menyampaikan bahwa peran orang tua sangat krusial dalam membentuk generasi emas. "Tidak mudah menjadi ayah dan ibu, menjadi apa yang disebut sebagai orang tua sempurna. Kita harus membagi waktu, walaupun kita mempunyai profesi beragam. Kita harus jadi ahli pendidikan, kita harus jadi ahli kesehatan, kita harus jadi ahli keuangan. Untuk anak kita, untuk keluarga kita," ujarnya. Ia mengapresiasi komitmen para orang tua dalam memberikan pengasuhan cerdas yang memperhatikan aspek kesehatan, gizi, dan pendidikan.
Lebih lanjut, Ibas menjelaskan bahwa kesehatan merupakan fondasi utama bagi kehidupan, berpikir, berkarya, dan membangun negeri. "Senyum bahagia itu berasal dari hidup yang sehat, pikiran yang indah dan jiwa yang cemerlang. Betul, ya?" ucapnya. Ia juga menekankan bahwa amanat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kebijakan Pemerintah untuk Kesehatan Ibu dan Anak
Ibas memaparkan sejumlah program pemerintah yang mendukung kesehatan ibu dan anak, antara lain Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai sistem asuransi kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ia juga mengingat keberhasilan program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan) dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak. "Bahkan saya ingat sekali angka kematian ibu dan anak itu turun karena adanya Inisiasi Menyusui Dini (ASI eksklusif) dan Program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan) di fasilitas kesehatan kita," katanya.
Lebih jauh, Ibas menyoroti pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang sangat berpengaruh terhadap kecerdasan, imunitas, dan produktivitas kesehatan seseorang. Oleh karena itu, edukasi dan pemenuhan gizi serta kesehatan ibu dan anak harus berjalan beriringan. "Oleh karenanya, pemahaman dan pengetahuan (edukasi) harus sesuai seiring dengan pemenuhan kesehatan dan gizi ibu dan anak," tuturnya.
Pemerintah, lanjut Ibas, saat ini tengah fokus mengurangi angka stunting dengan memastikan kesehatan dan gizi ibu dan anak terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi memerangi stunting, memperkuat infrastruktur kesehatan, serta meningkatkan kualitas layanan dan tenaga kesehatan.
"Perkuat ketersediaan, kualitas dokter, dan plus tenaga kesehatan. Mari kita perkuat ekosistem usaha dan digitalisasi kesehatan yang terpadu dan kolaboratif," ajaknya. Ibas juga menekankan pentingnya dukungan fiskal yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Keberpihakan pada kesejahteraan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program-program kesehatan ibu dan anak.
Pentingnya Kolaborasi dan Dukungan Fiskal
Untuk mencapai tujuan tersebut, Ibas menekankan pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta. Dukungan fiskal yang memadai juga sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan program-program kesehatan ibu dan anak. Dengan demikian, Indonesia dapat mencetak generasi emas yang sehat, cerdas, dan produktif.
Kesimpulannya, kesehatan ibu dan anak merupakan investasi jangka panjang bagi pembangunan bangsa. Dengan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak, Indonesia dapat mewujudkan cita-cita memiliki generasi penerus yang sehat dan berkualitas.