Ketua Vihara Buddhis Svakha Berharap Perdamaian Dunia di Hari Waisak
Di Hari Waisak 2569 BE, Ketua Vihara Buddhis Svakha, Aldi Chundra, berharap perdamaian dunia terwujud, bebas dari konflik geopolitik dan perang, serta mengajak seluruh umat untuk berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan ritual keagamaan.
Perayaan Waisak 2569 BE tahun 2025 di Vihara Buddhis Svakha, Sungailiat, Bangka Belitung, diwarnai dengan harapan damai yang disampaikan Ketua Vihara, Aldi Chundra. Ia menyampaikan harapannya agar dunia terbebas dari konflik geopolitik dan perang. Perayaan ini melibatkan berbagai rangkaian kegiatan ritual yang diikuti oleh seluruh umat.
Di tengah berbagai konflik global yang terjadi, Aldi Chundra menekankan pentingnya perdamaian dunia. Permohonan damai ini disampaikan tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk seluruh dunia. Ia berharap negara-negara yang sedang berperang dapat segera mencapai kesepakatan gencatan senjata demi kemanusiaan.
Perayaan Waisak di Vihara Buddhis Svakha tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, dipenuhi dengan berbagai kegiatan ritual keagamaan. Mulai dari persembahan Maha Puja hingga prosesi pemandian rupang Buddha, semua dilakukan dengan khidmat dan penuh makna. Kegiatan ini menjadi momen refleksi dan permohonan berkah bagi seluruh umat.
Rangkaian Ritual Perayaan Waisak di Vihara Buddhis Svakha
Salah satu rangkaian kegiatan yang paling menonjol adalah prosesi pemandian rupang Buddha. Prosesi ini dilakukan dengan menggunakan air bunga dan diiringi pembacaan doa yang dipimpin oleh Wihartono, pembina Vihara Buddhis Svakha Sungailiat. Kegiatan ini dilakukan secara bergilir oleh seluruh umat yang hadir.
Selain pemandian rupang Buddha, Maha Puja juga menjadi bagian penting dari perayaan Waisak tahun ini. Maha Puja, yang terdiri atas persembahan bunga, dupa, lilin, air, dan makanan, dilakukan oleh anak-anak Sekolah Minggu Buddha/Umat Buddhis Svakha. Persembahan ini kemudian dilanjutkan dengan prosesi pembacaan Dharma.
Aldi Chundra menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan dimulai dengan Maha Puja, dilanjutkan dengan kebaktian atau pembacaan Dharma, dan diakhiri dengan pemandian rupang Buddha. "Maha Puja dibawa oleh anak Sekolah Minggu Buddha/Umat Buddhis Svakha. Maha Puja tersebut terdiri atas puja bunga, dupa, lilin, air dan makanan menuju prosesi pembacaan dharma," jelasnya.
Puncak perayaan Waisak di Vihara Buddhis Svakha dijadwalkan pada malam hari. "Dijadwalkan pada malam ini sekitar pukul 19.00 WIB kita melaksanakan kebaktian di Rupang Buddha Sakyamuni dan Buddha Amitabha yang terletak di Bukit Religi Fat Hin San, Kelurahan Lubuk Kelik Sungailiat," ujar Aldi Chundra.
Makna Perayaan Waisak bagi Umat Buddha
Perayaan Waisak bagi umat Buddha bukan sekadar serangkaian ritual, tetapi juga momen refleksi dan perenungan akan ajaran Sang Buddha. Hari Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, pencerahan (Bodhi), dan wafatnya Sang Buddha Gautama. Ketiga peristiwa penting ini menjadi tonggak sejarah agama Buddha.
Melalui perayaan ini, umat Buddha kembali meneguhkan komitmen untuk menjalankan ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran-ajaran tersebut menekankan pentingnya kasih sayang, kebijaksanaan, dan kedamaian. Hal ini sejalan dengan harapan Aldi Chundra akan terwujudnya perdamaian dunia.
Dengan berbagai kegiatan ritual yang dilakukan, umat Buddha berharap dapat lebih mendekatkan diri kepada Sang Buddha dan memperoleh berkah serta pencerahan. Perayaan Waisak juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar umat Buddha.
Kegiatan di Vihara Buddhis Svakha ini menjadi contoh nyata bagaimana umat Buddha di Indonesia merayakan hari suci Waisak dengan penuh khidmat dan harapan akan perdamaian dunia. Semoga harapan perdamaian dunia yang disampaikan oleh Ketua Vihara Buddhis Svakha dapat terwujud.
Semoga perayaan Waisak tahun ini membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia.