Kodam Kasuari Targetkan 40 Hektare Sawah di Papua Barat Produksi Maksimal
Kodam XVIII/Kasuari berkolaborasi dengan pemerintah daerah Papua Barat menargetkan produksi maksimal 40 hektare sawah di tiga kabupaten untuk mewujudkan swasembada pangan.
Kodam XVIII/Kasuari menetapkan target ambisius untuk meningkatkan produksi pangan di Papua Barat. Sebanyak 40 hektare lahan persawahan di tiga kabupaten, yaitu Manokwari (20 hektare), Fakfak (15 hektare), dan Teluk Bintuni (5 hektare), ditargetkan untuk berproduksi secara maksimal. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan beras dari luar daerah dan menjadikan Papua Barat sebagai lumbung padi.
Program ini merupakan bagian dari tanggung jawab TNI Angkatan Darat dalam mengawal ketahanan pangan nasional, sebagaimana dijelaskan Panglima Kodam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Jimmy Ramoz Manalu, saat penanaman padi perdana di Kampung Bowisubur, Manokwari, Kamis, 27 Februari 2024. Mayjen Jimmy menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mencapai target tersebut. "TNI terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah supaya bisa dimaksimalkan," ujarnya.
Keberhasilan program ini, menurut Mayjen Jimmy, sangat bergantung pada beberapa faktor kunci. Selain dukungan sumber daya manusia berupa petani yang terampil, teknologi pertanian modern juga menjadi faktor penting. Ketersediaan infrastruktur irigasi yang memadai dan pasokan pupuk yang cukup juga tak kalah krusial untuk menunjang produktivitas pertanian.
Strategi Kodam XVIII/Kasuari dalam Mendukung Petani
Kodam XVIII/Kasuari telah merumuskan strategi untuk mengatasi tantangan yang ada, khususnya terkait keterbatasan jumlah petani. Bintara Pembina Desa (Babinsa) dikerahkan untuk mendampingi para petani dan melakukan pendataan kebutuhan peralatan pertanian. "Babinsa akan memberikan pendampingan ke para petani. Kalau soal kebutuhan peralatan, kami data lalu ajukan ke Kementerian Pertanian," jelas Mayjen Jimmy.
Penggunaan teknologi pertanian modern menjadi fokus utama dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini diyakini dapat mewujudkan ketahanan pangan yang mandiri, berkelanjutan, dan berkualitas. Kodam Kasuari, bersama pemerintah provinsi dan kabupaten, akan terus memantau pelaksanaan program ini untuk memastikan hasil yang optimal. "Supaya hasil panen petani semakin banyak tapi juga berkualitas, supaya bisa bersaing dengan pasar dan harga jual tidak boleh membuat petani rugi," tegas Mayjen Jimmy.
Pemantauan yang ketat ini bertujuan untuk memastikan kualitas hasil panen dan daya saing produk pertanian di pasar. Hal ini penting untuk menjamin kesejahteraan petani dan keberlanjutan program ketahanan pangan.
Dukungan Pemerintah Daerah Papua Barat
Pemerintah Provinsi Papua Barat, melalui Sekretaris Daerah Ali Baham Temongmere, mengakui bahwa pengembangan potensi pertanian di daerah tersebut masih menghadapi berbagai tantangan kompleks. Namun, pemerintah daerah mengapresiasi komitmen Kodam XVIII/Kasuari dan Kementerian Pertanian dalam mendukung upaya menuju swasembada pangan.
Ali Baham menambahkan bahwa kolaborasi yang erat antara berbagai pihak sangat penting untuk keberhasilan program ini. "Mari kita semua mendukung petani dalam mengoptimalkan hasil produksi mereka," ajaknya. Dukungan ini mencakup penyediaan infrastruktur, teknologi, dan akses pasar yang memadai bagi para petani.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi beras di Papua Barat, tetapi juga memberikan dampak sosial ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan optimalisasi lahan persawahan dan peningkatan produktivitas, diharapkan Papua Barat dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan beras dari luar daerah dan meningkatkan kesejahteraan para petani.
Keberhasilan program ini akan menjadi contoh nyata kolaborasi yang efektif antara TNI, pemerintah daerah, dan Kementerian Pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan akan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam jangka panjang.