Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Pacu Deteksi Dini Kanker Lewat AI
Pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan Perthera dan Pathgen Diagnostik Teknologi untuk transfer teknologi AI guna meningkatkan deteksi dini kanker dan mengurangi angka kematian.
Jakarta, 13 Mei 2024 - Pemerintah Indonesia, dalam upaya menekan angka kematian akibat kanker yang terus meningkat, resmi berkolaborasi dengan perusahaan teknologi kesehatan Perthera dan Pathgen Diagnostik Teknologi. Kolaborasi ini difokuskan pada transfer teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mempermudah diagnosis dini, pemilihan terapi yang tepat, dan pengobatan kanker di Indonesia. Langkah ini diyakini mampu memberikan harapan baru bagi penyintas kanker di Tanah Air.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan keprihatinannya terhadap peningkatan kasus kanker di Indonesia. Beliau memprediksi lonjakan kasus hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2050 jika langkah pencegahan dan deteksi dini tidak segera diperkuat. "Kanker ini naik terus jumlah kasus meninggalnya tiap tahun. Sekarang ketemu dulu kan nggak ketemu, karena sekarang diagnostiknya makin bagus. Namun yang penting bagaimana masyarakat diedukasi penyakit ini (kanker) harus dideteksi dini lebih awal karena teknologi yang berkembang sekarang seperti ini," ungkap Menkes Budi.
Data yang disampaikan menunjukkan tingginya angka kejadian dan kematian akibat kanker di Indonesia. Sekitar 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 240 ribu kasus. Tanpa adanya intervensi yang efektif, beban kanker akan semakin besar, baik dari sisi kesehatan masyarakat maupun ekonomi negara.
Teknologi AI: Harapan Baru Deteksi Dini Kanker
CEO Pathgen Diagnostik Teknologi, Dr. Susanti, menjelaskan potensi besar teknologi AI dalam meningkatkan angka harapan hidup pasien kanker. Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan angka harapan hidup pasien hingga dua setengah kali lipat. Selain itu, AI juga dapat mengurangi biaya pengobatan karena dapat membantu dokter memilih obat yang tepat dan akurat. "Ini bisa mengurangi biaya 30 persen. Harapannya nanti bisa diimplementasikan secara luas oleh PathGen di Indonesia bersama rekan-rekan medis dan klinis bisa secara overall mengurangi pembiayaan nasional dengan adanya deteksi dini akurat dan penggunaan obat yang tepat," jelas Dr. Susanti.
Pathgen berkomitmen untuk memastikan tidak ada lagi pasien kanker di Indonesia yang berjuang tanpa harapan atau akses ke pengobatan terbaik. Penerapan teknologi AI diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk peserta BPJS Kesehatan.
Lebih lanjut, Dr. Susanti menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang deteksi dini kanker. Deteksi dini sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi angka kematian.
Peran AI dalam Proses Diagnosis
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia, menjelaskan mekanisme kerja AI dalam proses diagnosis kanker. AI akan mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk para ahli, untuk kemudian menyimpulkan jenis penyakit, terapi, dan obat yang tepat. "Jadi AI ini hanya membantu mempercepat hasil diagnosis saja tidak menggantikan kerja diagnosisnya. Kan ada banyak tahapan. Kalau dalam kanker misal 1 sampai 11, nah dari situ apa keputusan terapinya bisa diambil lebih cepat," jelas Rizka.
Rizka memastikan bahwa pemanfaatan teknologi AI ini akan menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan mencakup peserta BPJS Kesehatan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan akses yang adil terhadap teknologi kesehatan canggih bagi seluruh masyarakat.
Penerapan teknologi AI dalam deteksi dini kanker merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menekan angka kematian akibat kanker di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat mempercepat implementasi teknologi ini dan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan deteksi dini kanker dapat dilakukan lebih cepat dan akurat, sehingga peluang kesembuhan pasien kanker dapat meningkat secara signifikan. Hal ini juga akan berdampak pada pengurangan biaya pengobatan dan peningkatan kualitas hidup para penyintas kanker.