Komunitas Rentan di Papua Jadi Prioritas Program Makan Bergizi Gratis
Badan Nasional Pangan (BGN) memprioritaskan komunitas rentan di Papua, seperti ibu hamil, menyusui, balita, dan anak sekolah, dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk meningkatkan gizi dan mendukung kemandirian pangan nasional.
Nabire, Papua Tengah, 11 November 2023 - Badan Nasional Pangan (BGN) telah menetapkan bahwa komunitas rentan di Papua, mulai dari anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita, menjadi prioritas utama dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini disampaikan oleh pakar sistem dan tata kelola BGN, Niken Gandini, menanggapi pertanyaan dari para tokoh masyarakat adat Nabire, Papua Tengah, yang juga menginginkan akses terhadap program tersebut. "Kami memprioritaskan ibu hamil dan menyusui karena mereka rentan terhadap masalah gizi. Remaja juga termasuk kelompok rentan," jelas Gandini di Nabire, Papua Tengah, Selasa.
Lebih lanjut ia menambahkan, "Kami ingin ibu hamil mendapatkan nutrisi yang cukup karena bayi harus sehat saat lahir." Distribusi MBG di Papua akan mengikuti efektifitas hari sekolah, mengingat sebagian besar sekolah di Nabire termasuk hari Sabtu dalam jadwal belajar.
Prioritas dan Implementasi MBG di Papua
Gandini menjelaskan bahwa setiap Unit Pelayanan Pangan dan Gizi (UPPG) memulai memasak makanan pukul 02.00 dini hari setiap harinya, dan hal ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. "Pukul 07.00, makanan harus siap dikirim ke sekolah. Program ini membawa pemberdayaan ekonomi. Misalnya, ada tiga ribu telur yang dihasilkan dalam sehari, bersama dengan ayam, nasi, sayuran, dan lainnya, semuanya dikelola oleh masyarakat setempat," ujarnya.
Ia kemudian mengajak seluruh masyarakat Papua untuk mendukung BGN dalam mensukseskan Program MBG. Program ini diharapkan dapat mendorong kemandirian nasional melalui swasembada pangan; mendorong peran aktif koperasi; memperkuat pengembangan sumber daya manusia; serta membawa pertumbuhan ekonomi dan memberantas kemiskinan, sejalan dengan misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,78 anggota rumah tangga. "Rata-rata jumlah anggota rumah tangga dalam populasi miskin lebih besar daripada kelas menengah dan atas, sehingga intervensi pemerintah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi," kata Gandini.
Dampak Ekonomi dan Sosial Program MBG
Program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal. Pengadaan bahan makanan, proses memasak, hingga pendistribusian makanan melibatkan masyarakat setempat, sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, program ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan mendapatkan asupan gizi yang cukup, anak-anak sekolah dapat lebih fokus pada belajar dan tumbuh kembang mereka menjadi lebih optimal. Ibu hamil dan menyusui yang mendapatkan nutrisi yang cukup akan melahirkan bayi yang sehat dan kuat, sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Keberhasilan Program MBG di Papua juga bergantung pada partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, lembaga terkait, masyarakat, dan keluarga penerima manfaat. Kerja sama dan koordinasi yang baik sangat penting untuk memastikan program ini berjalan efektif dan mencapai tujuannya.
Kesimpulan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua merupakan langkah strategis pemerintah untuk mengatasi masalah gizi buruk dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan memprioritaskan komunitas rentan dan melibatkan masyarakat setempat dalam pelaksanaannya, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pembangunan manusia dan ekonomi di Papua.