Kopi Papua Mendunia! Transaksi di World of Coffee Jakarta Tembus Rp1,6 Miliar
Transaksi kopi Papua di World of Coffee Jakarta 2025 mencapai Rp1,6 miliar, bukti kualitas kopi Papua mampu bersaing di pasar global.
Kabar gembira datang dari industri kopi Papua! Koperasi Produsen Emas Hijau Papua berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp1,6 miliar dalam ajang World of Coffee (WoC) Jakarta 2025. Pencapaian ini menunjukkan bahwa kopi Papua semakin diminati dan mampu bersaing di pasar global. World of Coffee Jakarta menjadi panggung bagi kopi Papua untuk unjuk gigi dan menarik perhatian pembeli dari berbagai negara.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua, Faturachman, menyampaikan bahwa angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan WoC Copenhagen 2024 yang mencatat transaksi sebesar Rp1,45 miliar. Koperasi Produsen Emas Hijau Papua, sebagai UMKM binaan BI, menjadi motor penggerak utama dalam pencapaian gemilang ini. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata kolaborasi yang baik antara koperasi, petani kopi, dan dukungan dari Bank Indonesia.
Menurut Faturachman, kopi yang dipamerkan oleh Koperasi Emas Hijau Papua berasal dari dataran tinggi Papua yang mencapai ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut. Kopi ini telah melalui proses pascapanen berstandar tinggi, sehingga menghasilkan cita rasa yang istimewa dan berkualitas. Hal ini menjadi daya tarik utama bagi para pembeli di ajang internasional tersebut.
Kopi Papua Tarik Minat Pembeli Internasional
Koperasi Emas Hijau Papua berhasil mengumpulkan tujuh Letter of Intent (LoI) dengan total volume mencapai 9,8 ton kopi. Pembeli berasal dari dalam dan luar negeri, menunjukkan daya tarik kopi Papua yang mendunia. Hal ini membuktikan bahwa kualitas dan cita rasa kopi Papua mampu memenuhi selera pasar internasional yang beragam.
Beberapa pembeli dari luar negeri yang tertarik dengan kopi Papua antara lain Cairo Coffee Collective dari Mesir (1 ton senilai Rp180 juta), United Coffee Brand dari Dubai (5 ton senilai Rp900 juta), Soo Coffee Enterprise dari Malaysia (0,5 ton senilai Rp80 juta), dan Bianco Cafe dari Bahrain (0,1 ton senilai Rp45 juta). Keberagaman negara asal pembeli ini menunjukkan bahwa kopi Papua memiliki potensi pasar yang sangat luas.
Tidak hanya pembeli internasional, kopi Papua juga diminati oleh pembeli dalam negeri. Overhead, Coffee Beyond Borders, dan Ontosoroh Coffee masing-masing memesan 0,2 ton (senilai Rp38 juta), 1 ton (senilai Rp135 juta), dan 2 ton (senilai Rp180 juta). Hal ini menunjukkan bahwa kopi Papua juga memiliki tempat di hati para pecinta kopi di tanah air.
BI Siap Dukung Pengembangan Kopi Papua
Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan kopi Papua melalui berbagai program pendampingan dan fasilitasi. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi petani kopi, memperluas akses pasar, dan memfasilitasi akses pembiayaan. BI menyadari potensi besar kopi Papua sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di wilayah tersebut.
Faturachman menambahkan bahwa BI akan menindaklanjuti hasil WoC melalui program pendampingan serta post event activities untuk peningkatan kapasitas produksi serta fasilitasi business matching dengan lembaga pembiayaan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kesiapan ekspor dan perluasan pasar kopi Papua di masa depan.
Dengan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan kopi Papua dapat terus berkembang dan semakin dikenal di pasar global. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi petani kopi, tetapi juga mengangkat citra Indonesia sebagai produsen kopi berkualitas tinggi.
Pencapaian Koperasi Produsen Emas Hijau Papua di World of Coffee Jakarta 2025 adalah bukti nyata potensi besar kopi Papua. Dengan kualitas yang terjaga dan dukungan yang berkelanjutan, kopi Papua siap untuk terus bersinar di pasar global dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah dan nasional.