Kopi Tuni Maluku: Tembus Pasar Nasional Lewat Apeksi Expo Surabaya
Kopi Tuni Maluku, kopi khas dengan cita rasa unik, berhasil menembus pasar nasional melalui Apeksi Expo Surabaya dan bahkan telah menjadi suvenir resmi G20, meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Kopi Tuni Maluku, sebuah kopi khas yang tumbuh liar di hutan dan pesisir pantai Maluku, telah berhasil mencuri perhatian pasar nasional. Hal ini ditandai dengan partisipasinya dalam pameran Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Surabaya, Jawa Timur. Keberhasilan ini tidak hanya membuka peluang pasar yang lebih luas, tetapi juga meningkatkan potensi ekonomi bagi para petani kopi di Maluku.
Keunikan Kopi Tuni terletak pada cita rasanya yang khas dan bervariasi, bergantung pada vegetasi di sekitarnya. Sistem agroforestri yang diterapkan dalam budidayanya menghasilkan cita rasa yang dipengaruhi oleh tanaman di sekitarnya, seperti durian, pala, atau cengkeh. Hal inilah yang membuat Kopi Tuni begitu istimewa dan berbeda dari kopi-kopi lainnya.
Partisipasi Kopi Tuni dalam Apeksi Expo Surabaya menandai tonggak sejarah bagi kopi Maluku. Ini adalah pertama kalinya kopi Maluku digarap secara serius dan konsisten hingga mampu menembus pameran nasional, bahkan internasional. Kopi Tuni sebelumnya telah menjadi suvenir resmi dari kawasan Indonesia Timur dalam acara internasional G20, membuktikan kualitas dan daya tariknya di mata dunia.
Kopi Tuni: Cita Rasa Unik dan Sistem Agroforestri
Sekretaris Yayasan Kopi Maluku, Viany Huwae, menjelaskan bahwa Kopi Tuni tumbuh dengan sistem agroforestri. Sistem ini menyebabkan cita rasa kopi dipengaruhi oleh tanaman di sekitarnya. Jika tumbuh dekat pohon durian, aromanya akan menyerap unsur durian. Begitu pula jika dekat pohon pala atau cengkeh, cita rasanya akan menyesuaikan. Hal ini menghasilkan profil rasa yang kompleks dan unik, menjadi daya tarik utama Kopi Tuni.
Lebih dari sekadar produksi masif, pengembangan Kopi Tuni juga memperhatikan pemberdayaan petani. Yayasan Kopi Maluku memberikan edukasi kepada petani, mulai dari pembibitan, perawatan tanaman, hingga proses pemanasan yang masih dilakukan secara manual. Tujuannya adalah untuk menciptakan petani kopi milenial yang mandiri dan sejahtera.
Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, turut hadir dalam Apeksi Expo Surabaya untuk memperkenalkan Kopi Tuni. Beliau merekomendasikan Kopi Tuni kepada para wali kota dan bupati se-Indonesia, menekankan cita rasa nikmatnya. Hal ini menunjukkan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pengembangan dan pemasaran Kopi Tuni.
Harapan untuk Petani Kopi Maluku
Keberhasilan Kopi Tuni menembus pasar nasional diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Maluku. Wali Kota Ambon berharap para petani dapat terus membudidayakan Kopi Tuni untuk memperkenalkan hasil tanaman lokal ke tingkat nasional dan internasional. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memberdayakan petani dan meningkatkan perekonomian daerah.
Dengan cita rasa uniknya dan sistem agroforestri yang berkelanjutan, Kopi Tuni memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar nasional maupun internasional. Partisipasi dalam Apeksi Expo Surabaya merupakan langkah penting dalam mewujudkan harapan tersebut. Keberhasilan ini juga menjadi bukti bahwa produk lokal Indonesia mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Melalui berbagai upaya yang dilakukan, Kopi Tuni tidak hanya menjadi produk unggulan Maluku, tetapi juga menjadi contoh sukses pemberdayaan petani dan pengembangan produk lokal yang berkelanjutan. Ke depannya, diharapkan Kopi Tuni dapat semakin dikenal dan dinikmati oleh pencinta kopi di seluruh Indonesia dan dunia.