Kualitas Makanan Program MBG Harus Jadi Prioritas Utama, DPR Tekankan Pengawasan Ketat
Anggota DPR RI Netty Prasetiyani mendesak prioritas utama pada kualitas makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) usai kasus keracunan massal di Cianjur, Jawa Barat, dan meminta pengawasan ketat terhadap standar operasional program tersebut.
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, menyoroti kasus dugaan keracunan massal puluhan siswa di Cianjur, Jawa Barat, setelah mengonsumsi makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini mendorong Netty untuk menekankan pentingnya kualitas dan keamanan makanan dalam program MBG sebagai prioritas utama. Pernyataan ini disampaikan pada Rabu, 23 April 2024, di Jakarta, menyusul laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur yang menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan tersebut.
Netty menegaskan, "Kualitas dan keamanan makanan untuk anak-anak harus menjadi prioritas utama." Ia juga mengingatkan pemerintah, khususnya Badan Gizi Nasional (BGN), akan pentingnya pengawasan ketat terhadap standar operasional pelaksanaan Program MBG. Menurutnya, pengawasan yang cermat sangat penting untuk memastikan program ini tepat sasaran dan benar-benar mewujudkan generasi emas Indonesia, sebagaimana tujuannya.
Lebih lanjut, Netty menyampaikan keprihatinannya atas insiden tersebut dan menekankan bahwa bantuan pemerintah tidak boleh berdampak negatif bagi masyarakat. "Pengawasan terhadap keseluruhan standar operasional harus dilakukan dengan cermat agar bantuan pemerintah tidak berubah menjadi musibah," tegasnya. Ia juga memberikan apresiasi kepada para pengelola dapur MBG yang tetap berkomitmen menjalankan program meskipun menghadapi kendala pembayaran dan operasional lainnya.
Pengawasan dan Evaluasi Program MBG
Netty meminta BGN untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Program MBG. Evaluasi ini mencakup perbaikan mekanisme pengawasan lapangan, penetapan standar penyediaan makanan yang aman dan bergizi, serta jaminan transparansi dan akuntabilitas dalam pencairan dana. Ia menekankan pentingnya komitmen dan dukungan dari semua pihak untuk keberhasilan program ini.
"MBG harus dipahami sebagai program membangun generasi unggul di masa depan yang membutuhkan dedikasi, kesungguhan, dan dukungan tulus, dari semua pihak dan BGN sebagai leading sector-nya harus memastikan hal itu terwujud," kata Netty. Pernyataan ini menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap dampak jangka panjang dari program MBG terhadap generasi muda Indonesia.
BGN sendiri telah merespon insiden di Cianjur dengan mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa hasil laboratorium diharapkan keluar dalam waktu sepuluh hari ke depan. Pihak SPPG setempat menyatakan bahwa makanan yang diolah telah memenuhi standar dan melalui proses yang seharusnya.
Respon BGN Terhadap Kasus Keracunan
Meskipun perwakilan SPPG menyatakan makanan telah memenuhi standar, kasus keracunan di Cianjur tetap menjadi sorotan penting. Hal ini menggarisbawahi perlunya pengawasan yang lebih ketat dan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh aspek Program MBG, mulai dari pengadaan bahan baku hingga proses pengolahan dan pendistribusian makanan. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana juga menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dadan Hindayana menyampaikan empati dan kepedulian atas insiden yang menimpa para siswa. Ia menegaskan bahwa keselamatan para siswa merupakan prioritas utama pemerintah dalam Program MBG. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan keamanan dan kesehatan anak-anak dalam program tersebut. Namun, tindakan nyata dan perbaikan sistemik tetap diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Kejadian di Cianjur menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pengawasan dan evaluasi Program MBG. Prioritas utama harus tetap tertuju pada kualitas dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak, demi terwujudnya generasi Indonesia yang sehat dan unggul.
Kesimpulannya, kasus keracunan di Cianjur menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan pengawasan Program MBG. Prioritas utama harus diberikan pada keamanan dan kualitas makanan, serta transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana. Evaluasi menyeluruh dan perbaikan sistemik sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keberhasilan program MBG dalam mewujudkan generasi emas Indonesia.