Kulon Progo Pacu Pertumbuhan Ekonomi dengan Strategi Penciptaan Lapangan Kerja
Hadapi penurunan ekonomi, Kulon Progo, Yogyakarta, fokus pada penciptaan lapangan kerja untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi dampak negatif ekonomi global.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya keras meningkatkan daya beli masyarakat dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja baru bagi usia produktif. Langkah ini diambil sebagai respons atas dampak penurunan ekonomi nasional dan global yang signifikan.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik Kulon Progo pada 28 Februari 2025, pertumbuhan ekonomi Kulon Progo pada tahun 2024 tercatat sebesar 4,77 persen, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 5,63 persen. Penurunan ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, menyatakan bahwa pemerintah daerah akan melakukan telaah mendalam untuk memahami penyebab penurunan ekonomi ini. "Kita telaah penurunan ekonomi karena apa. Ada situasi global, ada penurunan. Melihat ekonomi nasional ada penurunan tidak? sama. Kita bicara Kulon Progo, dengan menyikapi kondisi global dan nasional ini agar tidak berdampak signifikan ke Kulon Progo dengan meningkatkan daya beli masyarakat," ungkap Agung.
Strategi Pemkab Kulon Progo Hadapi Penurunan Ekonomi
Penurunan daya beli masyarakat, menurut Bupati Agung, disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan tingkat pendapatan masyarakat akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan evaluasi pemberian insentif yang belum sesuai harapan. "Pasar mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Sebagai solusi, Pemkab Kulon Progo fokus pada penciptaan lapangan kerja bagi pekerja usia produktif. Upaya ini bertujuan untuk membekali mereka dengan kemampuan bekerja sesuai minat dan keterampilan, baik di Kulon Progo, kota lain di Indonesia, maupun mancanegara.
"Ini salah satu program yang harus kita selesaikan. Persoalan pengangguran produktif harus kita selesaikan dan kita carikan solusinya," tambah Bupati Agung. Program ini diharapkan dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan mengurangi dampak negatif dari penurunan ekonomi.
Pemerintah menyadari bahwa kawasan peruntuhan Industri Sentolo belum mampu sepenuhnya menyerap tenaga kerja produktif karena keterbatasan jumlah perusahaan yang beroperasi di sana. Oleh karena itu, strategi lain yang dijalankan adalah membekali angkatan kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja yang lebih luas.
Pentingnya Keterampilan dan Pelatihan Kerja
Pemkab Kulon Progo menyadari pentingnya peningkatan keterampilan dan pelatihan bagi angkatan kerja. Dengan keterampilan yang memadai, para pencari kerja memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai, baik di dalam maupun luar Kulon Progo. Hal ini menjadi kunci utama dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian daerah.
Program pelatihan kerja yang terarah dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja akan menjadi fokus utama. Kerjasama dengan berbagai lembaga pelatihan dan dunia usaha akan dimaksimalkan untuk memastikan relevansi program pelatihan dengan kebutuhan industri.
Selain itu, pemerintah juga akan mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu sumber penciptaan lapangan kerja. Dukungan berupa akses permodalan, pelatihan manajemen usaha, dan pemasaran akan diberikan kepada para pelaku UMKM.
Dengan berbagai strategi tersebut, Pemkab Kulon Progo optimis dapat mengatasi dampak penurunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Langkah-langkah yang diambil oleh Pemkab Kulon Progo ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Fokus pada peningkatan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.