Kunjungan Prabowo ke Timur Tengah: Strategi Perkuat Posisi Indonesia di Global South
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Timur Tengah bertujuan memperkuat hubungan politik dan ekonomi Indonesia, serta membangun solidaritas global di kawasan Global South.
Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan kunjungan ke sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi Indonesia, serta meningkatkan posisi Indonesia di panggung internasional, khususnya di kawasan Global South. Kunjungan tersebut dilakukan antara bulan April 2024, dan mendapat sambutan hangat dari setiap negara yang dikunjungi.
Selain agenda politik dan ekonomi, kunjungan ini juga dinilai memiliki implikasi strategis dalam membangun solidaritas global. Menurut Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Syahganda Nainggolan, komitmen Prabowo ini berpotensi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin baru dunia. Hal ini disampaikan Syahganda seusai memimpin Focus Group Discussion (FGD) bertema "Mencermati Arah Politik dan Diplomasi Prabowo di Timur Tengah dan Turki" di kantor GREAT Institute, Jakarta.
Namun, Syahganda juga menekankan pentingnya pemerintah membangun komunikasi politik yang lebih baik untuk menghindari persepsi negatif terhadap kebijakan luar negeri Indonesia. Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Geopolitik GREAT Institute, Teguh Santosa, yang menekankan pentingnya membangun hubungan internasional tanpa ketergantungan pada negara lain, termasuk negara-negara adidaya.
Diplomasi Bebas Ketergantungan
Teguh Santosa menjelaskan dilema yang dihadapi setiap negara dalam arena internasional yang cenderung anarkis. Ia menegaskan bahwa antitesa dari ketergantungan pada satu negara hegemonik bukanlah dengan bergantung pada negara hegemonik lain. "Antitesa dari ketergantungan pada satu negara adalah meniadakan ketergantungan pada negara itu, dan pada negara lain," tegas Teguh.
Perang tarif antara Amerika Serikat dan China menjadi contoh dinamika internasional yang perlu diantisipasi. Indonesia, menurut Teguh, harus memanfaatkan momentum ini untuk membangun kemitraan dengan negara-negara lain berdasarkan prinsip saling menghormati kedaulatan. Ia meyakini kunjungan Prabowo dilakukan dalam kerangka tersebut.
Lebih lanjut, Teguh menekankan pentingnya Indonesia membangun kemitraan yang setara dan saling menguntungkan dengan negara-negara lain di dunia, tanpa harus bergantung pada satu negara tertentu. Hal ini merupakan strategi kunci dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia di tengah persaingan global yang dinamis.
Investasi Perdamaian dan Kerja Sama Ekonomi
Sementara itu, Dr. Zarmansyah, seorang ilmuwan yang turut hadir dalam diskusi tersebut, mengingatkan akan besarnya investasi Indonesia dalam proses perdamaian di berbagai kawasan dunia. Sayangnya, investasi tersebut seringkali kurang mendapat perhatian dan tindak lanjut yang memadai.
Zarmansyah berharap Presiden Prabowo juga memperhatikan investasi perdamaian yang telah dilakukan Indonesia. Ia menyarankan agar kehadiran Indonesia dalam menjaga perdamaian di berbagai negara dan kawasan diimbangi dengan kerja sama ekonomi yang lebih luas, sehingga Indonesia memiliki mitra alternatif yang lebih beragam.
Dengan demikian, kerja sama ekonomi yang terjalin dapat memperkuat posisi tawar Indonesia dalam kancah internasional dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian nasional. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan investasi perdamaian dan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dengan negara-negara mitra.
Kesimpulannya, kunjungan Prabowo Subianto ke Timur Tengah merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia di Global South. Kunjungan ini tidak hanya fokus pada aspek politik dan ekonomi, tetapi juga menekankan pentingnya membangun kemitraan yang setara dan saling menghormati, serta memperhatikan investasi perdamaian yang telah dilakukan Indonesia.