Kunjungan Sekjen Partai Komunis Vietnam: Mendorong Kerja Sama Indonesia-Vietnam yang Lebih Kuat
Sekjen Partai Komunis Vietnam, To Lam, akan mengunjungi Indonesia untuk memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang, terutama ekonomi, pertahanan, dan budaya, menandai 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Kunjungan resmi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, ke Indonesia dari tanggal 9 hingga 11 Maret 2025, menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan ini memiliki signifikansi tinggi, mengingat tahun ini menandai peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Vietnam. To Lam dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, untuk membahas peningkatan kerja sama di berbagai sektor, termasuk ekonomi, diplomasi, pertahanan, dan budaya.
Hubungan Indonesia-Vietnam telah dibangun di atas fondasi persahabatan tradisional yang kuat, yang dirintis oleh Presiden Ho Chi Minh dan Presiden Soekarno. Persahabatan ini terus dipupuk dari generasi ke generasi, menghasilkan kemitraan strategis yang komprehensif. Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Vietnam pada 30 Desember 1955, sebuah tonggak sejarah yang penting dalam hubungan kedua negara.
Kerja sama bilateral telah menunjukkan perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pertukaran delegasi dan kontak tingkat tinggi berlangsung secara teratur, menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan. Program-program aksi untuk mengimplementasikan kemitraan strategis periode 2019-2023 telah berhasil dijalankan, memperdalam kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertahanan dan keamanan, pertanian, transportasi, dan pertukaran antar masyarakat.
Peningkatan Perdagangan dan Kerja Sama Ekonomi
Salah satu indikator keberhasilan kerja sama Indonesia-Vietnam adalah peningkatan pesat dalam perdagangan bilateral. Dalam 10 tahun sejak pembentukan kemitraan strategis, volume perdagangan bilateral meningkat hampir tiga kali lipat. Dari US$8,07 miliar pada tahun 2020, angka tersebut melonjak menjadi US$16 miliar pada tahun 2024. Indonesia saat ini merupakan mitra dagang terbesar ketiga Vietnam di ASEAN, sementara Vietnam menempati posisi keempat bagi Indonesia.
Tren positif ini menunjukkan potensi besar untuk mencapai target perdagangan bilateral sebesar US$18 miliar lebih cepat dari yang diperkirakan, yaitu pada tahun 2028. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan investasi dan kerja sama ekonomi yang semakin intensif di berbagai sektor.
Keberhasilan ini juga menunjukkan pentingnya kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Langkah-langkah konkret untuk memperluas pasar ekspor, khususnya produk halal dari Vietnam ke Indonesia, serta pengembangan kerja sama di bidang ekonomi hijau, ekonomi sirkular, dan energi terbarukan, akan semakin memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Kerja Sama Multilateral dan Isu Regional
Indonesia dan Vietnam juga menunjukkan kerja sama yang erat dalam forum multilateral, seperti ASEAN, PBB, dan APEC. Kedua negara secara aktif berperan dalam mengatasi isu-isu regional, termasuk masalah Laut China Selatan dan krisis politik di Myanmar. Dalam hal Laut China Selatan, kedua negara berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dan kemakmuran, menyelesaikan sengketa melalui negosiasi, dan mematuhi hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
Kedua negara menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mengutuk tindakan agresif yang dapat meningkatkan ketegangan dan mengancam perdamaian serta keamanan regional. Indonesia dan Vietnam menekankan pentingnya implementasi penuh Deklarasi tentang Perilaku Pihak-Pihak di Laut China Selatan (DOC) dan penyelesaian negosiasi tentang Kode Etik (COC) sebagai langkah menuju lingkungan regional yang damai dan kooperatif.
Kemitraan strategis komprehensif yang ingin dicapai kedua negara pada tahun 2045, bertepatan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan kedua negara, akan semakin memperkuat kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertahanan, keamanan maritim, dan pertukaran antar masyarakat, khususnya kalangan muda. Promosi kerja sama pariwisata juga menjadi bagian penting dalam rencana tersebut.
Potensi Kerja Sama di Masa Depan
Potensi kerja sama antara Indonesia dan Vietnam masih sangat besar dan perlu dimanfaatkan secara lebih efektif. Selain peningkatan perdagangan bilateral, kedua negara perlu memperkuat kerja sama di bidang-bidang baru seperti teknologi semikonduktor, ekonomi digital, industri kendaraan listrik, dan produksi baterai kendaraan listrik. Kerja sama di bidang perikanan dan perdagangan beras juga perlu terus dipromosikan.
Dengan fondasi yang kuat dan komitmen bersama untuk mencapai tujuan pembangunan masing-masing, Indonesia dan Vietnam memiliki peluang besar untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan. Kunjungan To Lam ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat hubungan bilateral dan mencapai tujuan bersama, yaitu membangun hubungan kemitraan strategis yang komprehensif dan berkelanjutan.
Kerja sama yang erat antara Indonesia dan Vietnam tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga berkontribusi pada perdamaian, kerja sama, dan pembangunan di kawasan regional dan global. Hal ini sejalan dengan komitmen kedua negara untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.