Menbud: Budaya Lokal, Kunci Atasi Persoalan Pertanian Indonesia
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menekankan pentingnya integrasi budaya lokal dalam menyelesaikan tantangan pertanian Indonesia, seperti sistem Subak di Bali yang diakui UNESCO.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI), menyatakan bahwa permasalahan pertanian Indonesia tak dapat dipisahkan dari aspek budayanya. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Pembukaan Sekolah Tani ke-II di Jakarta, Sabtu (22/2).
Fadli Zon menjelaskan, "Persoalan pertanian kita ini juga tidak pernah bisa dilepaskan dari persoalan budaya kita sehari-hari. Budaya kita adalah budaya agraris." Ia menekankan peran penting upacara, doa, dan ritual dalam proses pertanian, sebagai bentuk penghargaan kepada Tuhan dan alam yang memberikan kesuburan. Tradisi ini tersebar luas, dari Aceh hingga Papua.
Menurutnya, kearifan lokal di berbagai daerah Indonesia memiliki peran krusial dalam sektor pertanian. Sistem pengairan tradisional Subak di Bali, misalnya, menjadi contoh best practice yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia. Hal ini menunjukkan betapa budaya telah terintegrasi erat dengan praktik pertanian berkelanjutan.
Kearifan Lokal dan Ketahanan Pangan
Fadli Zon juga menyoroti pentingnya sektor pangan sebagai objek pemajuan kebudayaan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kementerian Kebudayaan, karenanya, mendukung program-program pertanian yang berlandaskan budaya lokal.
Ia mendorong diversifikasi pangan dengan menekankan pentingnya pangan lokal. "Misalnya, mereka makan produk kuliner dari bahan jagung, dari bahan sagu, dari bahan sorgum atau yang lain-lain. Ini akan menjadikan ada diversifikasi pangan juga dan pangan-pangan lokal ini akan semakin maju ke depan. Jadi, kita pasti akan berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian juga," jelasnya.
Pemanfaatan pangan lokal, menurut Menbud, merupakan kunci untuk mencapai swasembada pangan. Konsep swasembada pangan, menurutnya, tidak hanya sebatas ketersediaan dan kedaulatan pangan, tetapi juga mencakup pengakuan terhadap keanekaragaman pangan lokal, melampaui ketergantungan pada beras.
Subak Bali: Warisan Budaya Pertanian
Sistem Subak di Bali, sebuah sistem irigasi tradisional, menjadi contoh nyata bagaimana budaya dan pertanian berpadu. Sistem ini telah terbukti efektif dalam mengelola sumber daya air untuk pertanian padi dan telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Pengakuan ini menunjukkan bahwa praktik pertanian tradisional Indonesia tidak hanya efisien, tetapi juga bernilai budaya tinggi. Hal ini menjadi dasar penting dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di Indonesia yang memperhatikan aspek budaya dan lingkungan.
Keberhasilan Subak dalam mengelola sumber daya air dan menjaga kesuburan tanah selama berabad-abad, menjadi inspirasi bagi pengembangan sistem pertanian modern yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Diversifikasi Pangan dan Swasembada
Menbud menekankan pentingnya diversifikasi pangan sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada pangan. Hal ini berarti mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu, seperti beras, dan memanfaatkan potensi pangan lokal lainnya, seperti jagung, sagu, dan sorgum.
Dengan memanfaatkan potensi pangan lokal, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional, mengurangi impor, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian. Upaya ini juga akan turut melestarikan budaya lokal dan kearifan tradisional yang terkait dengan pertanian.
Keragaman pangan lokal juga dapat meningkatkan nilai gizi masyarakat dan mendorong kreativitas dalam pengolahan makanan. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan perekonomian masyarakat.
Kesimpulannya, upaya untuk mengatasi persoalan pertanian di Indonesia harus memperhatikan aspek budaya lokal. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dan teknologi modern, Indonesia dapat menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan, efisien, dan bernilai budaya tinggi.