Mendag Ajak UMKM Manfaatkan AI untuk Pacu Ekspor
Menteri Perdagangan Budi Santoso mendorong UMKM Indonesia untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) guna meningkatkan daya saing dan menembus pasar ekspor, demi mencapai target rasio kewirausahaan 10-12 persen.
Jakarta, 21 Februari 2024 - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyerukan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi, khususnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, sebagai alat untuk meningkatkan daya saing dan menembus pasar ekspor. Inisiatif ini diluncurkan dalam peluncuran Gemini Academy di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat lalu. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan rasio kewirausahaan nasional.
Mendag Budi Santoso menjelaskan bahwa AI dapat membantu UMKM dalam berbagai aspek bisnis, mulai dari riset pasar dan identifikasi negara tujuan ekspor hingga desain produk yang menarik minat konsumen internasional. Kemudahan akses informasi yang ditawarkan oleh AI diyakini dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi operasional UMKM.
Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi bagi UMKM dalam menghadapi persaingan global. "Jadi UMKM bisa eksplorasi itu artinya bisa itu berani inovasi, siap adaptasi, berani inovasi itu kita ngomongin resource base-nya. Jadi kalau kita UMKM mau eksplorasi ya resource base-nya harus bagus, ya harus punya daya saing, manajemen harus bagus, dan juga apa ya, keberlangsungan produk," ujar Mendag Budi.
Pemanfaatan AI untuk UMKM Ekspor
Penggunaan AI oleh UMKM dapat memberikan beberapa manfaat signifikan. Pertama, AI dapat membantu UMKM mengidentifikasi pasar potensial di luar negeri dengan menganalisis data pasar global, tren konsumen, dan regulasi perdagangan internasional. Kedua, AI dapat membantu UMKM dalam mendesain produk yang lebih menarik dan sesuai dengan preferensi konsumen di pasar ekspor. Ketiga, AI dapat membantu UMKM dalam mengoptimalkan strategi pemasaran dan distribusi produk di pasar internasional.
Selain itu, akses informasi yang lebih cepat dan mudah melalui AI dapat membantu UMKM dalam mengatasi berbagai kendala dalam proses ekspor, seperti perizinan, logistik, dan pembiayaan. Dengan demikian, UMKM dapat lebih fokus pada pengembangan produk dan inovasi bisnis.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyadari pentingnya peningkatan rasio kewirausahaan di Indonesia. Saat ini, rasio tersebut masih berada di angka 3,47 persen, jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang telah melampaui angka empat persen. Singapura bahkan telah mencapai 8,6 persen. Mendag Budi Santoso menegaskan bahwa untuk menjadi negara maju pada tahun 2045, rasio kewirausahaan Indonesia perlu mencapai 10 hingga 12 persen.
Program Prioritas Kemendag
Kementerian Perdagangan memiliki tiga program prioritas untuk mendukung UMKM Indonesia, yaitu perluasan pasar ekspor, pengamanan pasar dalam negeri, dan peningkatan kemampuan UMKM untuk melakukan ekspor. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memfasilitasi business matching antara UMKM Indonesia dengan calon pembeli di luar negeri.
Pada Januari 2025, telah dilaksanakan 32 business matching yang menghasilkan kontrak dagang senilai 5,2 juta dolar AS. Kegiatan ini akan terus dilakukan secara rutin setiap bulan untuk membantu UMKM Indonesia mendapatkan akses ke pasar internasional.
Dengan demikian, program-program yang dicanangkan oleh Kemendag, dikombinasikan dengan pemanfaatan teknologi AI, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan UMKM Indonesia dan meningkatkan daya saing di pasar global. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk meningkatkan rasio kewirausahaan dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045.
Inisiatif ini diharapkan dapat memberdayakan UMKM Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan ekspor. Pemanfaatan teknologi AI merupakan langkah strategis untuk menghadapi tantangan global dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.