Kolom Abu Capai 18 Km, BNPB Tegaskan Semua Warga Harus Ikuti Evakuasi Gunung Lewotobi Laki-laki
BNPB mendesak percepatan Evakuasi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur setelah letusan besar. Masih ada warga yang enggan mengungsi, padahal status gunung siaga IV dan kolom abu mencapai 18 km.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengeluarkan perintah tegas kepada pemerintah Kabupaten Flores Timur. Perintah ini untuk memastikan seluruh warga dievakuasi dari area rawan bencana Gunung Lewotobi Laki-laki. Keputusan ini menyusul letusan besar yang terjadi pada Jumat malam, 2 Agustus 2024, yang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik signifikan.
Kepala BNPB, Suharyanto, menyatakan keprihatinannya terkait masih adanya warga di Desa Boru yang enggan mengungsi. Padahal, status Gunung Lewotobi Laki-laki telah berada pada level IV atau siaga, yang menandakan kondisi tidak aman. Situasi ini memerlukan tindakan cepat dan komprehensif dari semua pihak terkait.
Suharyanto menegaskan bahwa kawasan gunung tersebut tidak lagi aman untuk ditinggali. Oleh karena itu, semua penduduk harus segera meninggalkan area rawan bencana. Tidak ada seorang pun yang diizinkan untuk kembali ke kampung halaman mereka hingga kondisi dinyatakan aman kembali oleh pihak berwenang.
Desakan Evakuasi dan Kondisi Terkini
Dalam pertemuan terbatas dengan pemerintah Kabupaten Flores Timur yang diikuti secara daring pada Sabtu, 3 Agustus 2024, Suharyanto kembali menekankan pentingnya evakuasi menyeluruh. Ia menjelaskan bahwa aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki yang terus meningkat menjadi ancaman serius bagi keselamatan warga. Keengganan sebagian warga untuk mengungsi menjadi perhatian utama BNPB.
BNPB menekankan bahwa status siaga IV berarti gunung tersebut berpotensi tinggi mengalami erupsi magmatik. Erupsi ini dapat menghasilkan aliran lava dan awan panas yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, keberadaan warga di zona merah sangat berisiko dan harus dihindari.
Upaya sosialisasi dan persuasi terus dilakukan oleh pemerintah daerah dan tim penanggulangan bencana. Tujuannya adalah agar masyarakat memahami tingkat bahaya dan bersedia untuk mengikuti prosedur evakuasi. Keselamatan jiwa menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana ini.
Percepatan Pembangunan Hunian Sementara
Selain evakuasi, BNPB juga mendorong percepatan pembangunan hunian sementara (huntara) tahap III. Pembangunan ini bertujuan agar semua pengungsi dapat segera direlokasi dari tenda-tenda darurat yang kurang memadai. Huntara diharapkan memberikan fasilitas yang lebih layak dan aman bagi para pengungsi.
Dari 100 unit hunian sementara yang direncanakan, sebanyak 68 unit telah berhasil diselesaikan. BNPB menargetkan seluruh warga terdampak dapat menempati hunian sementara ini pada pertengahan Agustus 2025. Target waktu ini ditetapkan untuk menghindari risiko lebih lanjut akibat aktivitas vulkanik yang berkelanjutan.
Pembangunan huntara merupakan bagian integral dari strategi mitigasi bencana jangka panjang. Ini memastikan bahwa warga memiliki tempat tinggal yang aman dan layak selama masa pemulihan. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk mencapai target ini.
Sejarah Aktivitas Vulkanik Lewotobi Laki-laki
Sejak awal tahun 2024, Gunung Lewotobi Laki-laki telah enam kali ditetapkan dalam status siaga. Gunung setinggi 1.584 meter ini dikenal memiliki karakter letusan eksplosif. Potensi erupsi magmatik yang menghasilkan aliran lava dan awan panas menjadi ancaman utama.
Letusan pada Jumat malam, 2 Agustus 2024, merupakan salah satu yang terbesar tahun ini. Kolom abu vulkanik mencapai ketinggian 18 kilometer dari puncak kawah. Beberapa jam kemudian, letusan susulan terjadi dengan kolom abu setinggi 10 kilometer.
Dampak aktivitas vulkanik ini meluas hingga ke wilayah selatan Nusa Tenggara Timur. Abu vulkanik dapat mengganggu penerbangan dan kesehatan pernapasan warga. Oleh karena itu, langkah evakuasi menjadi krusial untuk melindungi masyarakat dari bahaya langsung maupun tidak langsung.