Mendag dan Google Jajaki Kolaborasi Dorong UMKM Ekspor Lewat Gemini Academy
Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Google Indonesia berencana berkolaborasi lewat Gemini Academy untuk meningkatkan kapasitas UMKM Indonesia agar mampu menembus pasar ekspor.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Google Indonesia tengah menjajaki peluang kolaborasi strategis. Kerja sama ini difokuskan untuk mendukung program UMKM BISA Ekspor melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) Gemini Academy, sebuah program binaan Google Indonesia. Kesepakatan awal ini dibahas langsung oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso di Jakarta, Sabtu lalu (25/1).
Mendag Budi Santoso memberikan respon positif terhadap potensi penggunaan AI Gemini dalam berbagai aktivitas Kemendag. Ia melihat, fitur-fitur AI Gemini Academy dapat dioptimalkan untuk pelatihan, bimbingan teknis, dan sosialisasi kebijakan, khususnya untuk mendukung program UMKM BISA Ekspor. Lebih dari itu, teknologi ini juga diyakini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan UMKM non-ekspor.
"Kolaborasi Kemendag dan Google Indonesia untuk mendukung Program UMKM BISA Ekspor melalui Program Gemini Academy cukup baik. Kemendag melihat pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pelatihan, bimbingan teknis, dan sosialisasi kebijakan dapat mendukung Program UMKM BISA Ekspor," ungkap Budi dalam keterangan resmi.
Tidak hanya untuk UMKM, Budi juga melihat potensi besar Gemini Academy dalam pengembangan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemendag. Program AI Policy and Skilling Lab yang ditawarkan Gemini Academy dinilai sangat relevan untuk meningkatkan kemampuan ASN dalam pendampingan ekspor.
Google Indonesia sendiri menyambut baik inisiatif kolaborasi ini dan menyatakan komitmen untuk mendukung program UMKM BISA Ekspor. Mereka berharap sinergi ini dapat terus berlanjut untuk mendorong kemajuan UMKM Indonesia ke kancah global.
Sebagai informasi, Indonesia terpilih sebagai negara pertama di Asia Tenggara dan Asia Pasifik yang akan meluncurkan Gemini Academy. Program ini dijadwalkan diluncurkan di Bandung pada Februari 2025 dan akan melibatkan sekitar seribu peserta. Peserta tersebut berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, akademisi, UMKM, startup, hingga komunitas gim lokal.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan UMKM Indonesia semakin siap bersaing di pasar internasional dan berkontribusi pada peningkatan perekonomian nasional. Pemanfaatan teknologi AI diyakini akan mempercepat proses pengembangan kapasitas dan peningkatan daya saing UMKM Indonesia.