Mendikbudristek Terima Aspirasi Mahasiswa: Komersialisasi Pendidikan hingga UKT Jadi Sorotan
Mendikbudristek Brian Yuliarto menerima aspirasi mahasiswa terkait komersialisasi pendidikan, kesejahteraan dosen, UKT, dan isu krusial lainnya dalam aksi damai di Kemdikbudristek.
Jakarta, 3 Mei 2024 - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, secara langsung menemui dan menerima aspirasi ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di depan kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada Jumat (2/5). Aksi damai ini menyoroti sejumlah isu penting dalam dunia pendidikan Indonesia.
Dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu (3/5), Mendikbudristek Brian Yuliarto menyampaikan apresiasinya atas aksi damai tersebut. "Teman-teman mahasiswa, terima kasih telah datang. Saya menyimak penyampaian aspirasi kalian, dan saya yakin orasi tadi adalah harapan semua mahasiswa Indonesia," ujarnya. Pertemuan ini menandai dialog penting antara pemerintah dan mahasiswa dalam upaya perbaikan sistem pendidikan nasional.
Aksi yang diikuti sekitar 500 mahasiswa dari berbagai universitas ternama seperti Universitas YARSI, UPN "Veteran" Jakarta, UNJ, dan Universitas Indonesia ini, menyuarakan berbagai tuntutan yang mewakili keresahan mahasiswa di seluruh Indonesia. Kehadiran Mendikbudristek secara langsung menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendengarkan dan merespon aspirasi generasi muda.
Isu-Isu Krusial yang Disampaikan Mahasiswa
Mahasiswa menyampaikan berbagai isu penting yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Beberapa isu utama yang diangkat meliputi komersialisasi pendidikan, yang dinilai menghambat akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Selain itu, kesejahteraan guru dan dosen juga menjadi sorotan, mengingat peran penting mereka dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas.
Kesulitan finansial dalam melaksanakan penelitian, yang kerap dialami mahasiswa dan dosen, juga menjadi perhatian. Mahasiswa juga menyoroti perlunya perbaikan kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan pasar kerja. Uang Kuliah Tunggal (UKT), Undang-Undang Sisdiknas, sistem magang mahasiswa, dan pentingnya menjaga ruang berekspresi di kampus turut menjadi tuntutan utama.
Menanggapi hal tersebut, Mendikbudristek Brian Yuliarto menyatakan, "Keberpihakan Kemdikbudristek tentu untuk dosen, untuk mahasiswa. Kita menuju ke sana, tetapi belum bisa semua terlaksana di saat yang bersamaan. Maka gotong royong diperlukan agar bisa berdiri tegak dan mandiri di atas kaki sendiri." Pernyataan ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan mahasiswa dalam mewujudkan sistem pendidikan yang lebih baik.
Dukungan Terhadap Kebebasan Berekspresi dan Peran Mahasiswa
Menteri Brian juga mendorong mahasiswa untuk tetap kritis dalam membangun bangsa. Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan pengontrol kebijakan pemerintah. "Saya yakin, kalian yang berdiri di sini akan menjadi pemegang kebijakan Indonesia, pendiri industri-industri besar Indonesia. Kalian harus ingat perjuangan saat ini, teruslah membela dan memahami keinginan rakyat," pesannya kepada para mahasiswa.
Lebih lanjut, Mendikbudristek mengapresiasi aksi damai yang dilakukan mahasiswa dan berjanji akan memperjuangkan aspirasi yang disampaikan. "Tuntutan ini akan mendorong saya, teman-teman di Kemdikbudristek, dan rektor-rektor. Apa yang tadi dibacakan akan kami terus perjuangkan, kami ingin seluruh akses pendidikan mudah bagi rakyat Indonesia," tutup Mendikbudristek Brian Yuliarto.
Pertemuan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendengarkan suara mahasiswa dan menunjukkan keseriusan dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia. Harapannya, dialog ini akan menjadi langkah awal dalam mewujudkan sistem pendidikan yang lebih inklusif, berkeadilan, dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.