Mensos Apresiasi Pengusaha Bali yang Pekerjakan Difabel di Atas Ketentuan
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memberikan apresiasi kepada pengusaha Bali, Gusti Ngurah Anom, atas dedikasinya mempekerjakan penyandang disabilitas melebihi ketentuan undang-undang, menginspirasi kolaborasi pemberdayaan.
Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, memberikan apresiasi tinggi kepada Gusti Ngurah Anom (Ajik), seorang pengusaha asal Bali, atas komitmennya dalam memberdayakan dan mempekerjakan penyandang disabilitas. Hal ini disampaikan Mensos dalam kunjungannya ke Bali pada Selasa, 25 Februari 2024. Ajik telah mempekerjakan kaum difabel jauh melebihi persentase yang diamanatkan undang-undang, yaitu lebih dari 1 persen dari total karyawannya.
Dalam pernyataan tertulisnya, Mensos Saifullah Yusuf menyampaikan kekagumannya atas aksi nyata Ajik. Ia menekankan pentingnya peran pengusaha dalam menciptakan lapangan kerja inklusif bagi penyandang disabilitas. Mensos juga berharap agar langkah inspiratif Ajik ini dapat ditiru oleh para pengusaha lainnya di Indonesia.
"Jadi saya datang ke sini ingin belajar sekaligus mengajak pengusaha-pengusaha lain untuk meniru Pak Ajik ini yang telah dengan nyata memberikan kesempatan kepada semua pihak, siapapun yang memang ingin menjadi pekerja yang baik mulai dari pendidikan, pelatihan, dan kemudian boleh magang sampai akhirnya menjadi pegawai di sini," ungkap Mensos dalam pernyataannya.
Apresiasi dan Kolaborasi Pemberdayaan Difabel
Undang-undang di Indonesia mengamanatkan kementerian/lembaga, BUMN, dan pihak swasta untuk memberikan peluang kerja kepada penyandang disabilitas. Persentase yang diwajibkan adalah 2 persen untuk kementerian/lembaga dan BUMN, serta 1 persen untuk pihak swasta. Ajik Krisna, melalui PT Krisna Nusantara Grup, telah melampaui kewajiban tersebut dengan mempekerjakan penyandang disabilitas jauh lebih banyak dari 1 persen.
Mensos menyatakan kekagumannya atas pencapaian ini dan menyebutnya sebagai hal yang "istimewa." Untuk mendorong pengusaha lain mengikuti jejak Ajik, Mensos melakukan berbagai kolaborasi strategis. Kerja sama ini bertujuan memperkuat pemberdayaan penyandang disabilitas dan membuka lebih banyak peluang kerja inklusif.
Beberapa pihak yang terlibat dalam kolaborasi ini antara lain PT Krisna Nusantara Grup, PT Mitra Adiperkasa Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, Kelompok Masyarakat Pandansari, dan The Kayon Jungle Resort. Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama untuk pelaksanaan program pemberdayaan sosial ekonomi.
Pentingnya Penguatan Kapasitas dan Keterampilan
Mensos menekankan bahwa pemberdayaan penyandang disabilitas tidak hanya sebatas menyediakan lapangan kerja, tetapi juga mencakup penguatan kapasitas dan keterampilan. Kemensos berkomitmen untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang relevan guna membekali penyandang disabilitas dengan keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja.
"Untuk itu kita berusaha untuk meningkatkan keterampilan para penyandang disabilitas, mulai penyediaan sekolah dan penyediaan pelatihan," jelas Mensos.
Selain penandatanganan nota kesepahaman, Mensos dan rombongan juga berkesempatan menyapa para penyandang disabilitas yang sedang bekerja membuat produk kerajinan seperti piring rotan dan sandal hotel. Kunjungan ini menunjukkan kepedulian nyata pemerintah terhadap kesejahteraan dan pemberdayaan penyandang disabilitas di Indonesia.
Kunjungan Mensos ke Bali dan kolaborasi yang terjalin diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi seluruh pihak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.