Mensos Dorong Pemberdayaan Masyarakat, Bansos Hanya Solusi Sementara
Menteri Sosial mendorong program pemberdayaan masyarakat sebagai solusi jangka panjang pengentasan kemiskinan, karena bantuan sosial hanya solusi sementara.
Mensos Dorong Pemberdayaan Masyarakat, Bansos Hanya Solusi Sementara
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menekankan pentingnya program pemberdayaan masyarakat sebagai solusi utama mengatasi kemiskinan. Hal ini disampaikannya di Jakarta, Rabu (22/1), dengan alasan bantuan sosial (bansos) hanya bersifat sementara. Gus Ipul prihatin karena banyak keluarga penerima bansos merasa nyaman dan enggan beranjak dari ketergantungan tersebut.
Gus Ipul menjelaskan perlunya strategi agar masyarakat termotivasi untuk berdikari dan lepas dari program jaminan sosial. Menurutnya, Kemensos selama ini terkesan hanya memberikan bansos tanpa mendorong kemandirian. "Program bansos bertujuan memberikan perlindungan sementara," tegas Gus Ipul, "sebelum akhirnya mereka berpindah ke program pemberdayaan dan graduasi (keluar dari penerima bansos). Tujuannya agar keluarga penerima bansos menjadi lebih mandiri."
Lebih lanjut, Mensos menyinggung ide Presiden Prabowo untuk memutus rantai kemiskinan lewat pembangunan sekolah rakyat. Sekolah ini diproyeksikan sebagai akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Dengan pendidikan yang layak, anak-anak ini diharapkan memiliki kesempatan untuk meraih masa depan lebih baik. "Setelah lulus," kata Gus Ipul, "mereka dapat menjadi agen perubahan di keluarga dan diri sendiri."
Mensos optimistis target penurunan angka kemiskinan dapat tercapai. Ia melihat semangat masyarakat untuk berdaya semakin meningkat. Sebagai contoh, Gus Ipul mencontohkan SMA Unggulan CT Arsa di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sekolah ini menerima siswa dari berbagai latar belakang ekonomi yang kurang mampu, termasuk anak tukang becak, buruh, yatim piatu, dan anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya.
Gus Ipul terkesan dengan semangat dan kepercayaan diri para siswa tersebut. Mereka mampu menguasai bahasa Inggris dan Arab, serta memiliki cita-cita yang jelas. Kisah ini menunjukkan bagaimana pendidikan berkualitas mampu mengubah hidup seseorang. Awalnya, para siswa merasa tidak nyaman dengan fasilitas di sekolah, seperti harus tidur di kasur. Tapi kini, mereka telah beradaptasi dengan baik.
Terakhir, Gus Ipul mengajak masyarakat berperan aktif dalam mengawasi penyaluran bansos. Masyarakat diimbau memberikan masukan dan usul melalui aplikasi Cek Bansos atau melalui RT/RW setempat jika menemukan ketidaksasaran penyaluran bansos. Tujuannya, agar penyaluran bansos semakin tepat sasaran dan efektif.
Dengan demikian, program pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan. Bansos tetap berperan, namun hanya sebagai jembatan menuju kemandirian ekonomi masyarakat.