Mensos Gandeng Perguruan Tinggi Percepat Pengentasan Kemiskinan di Jabar
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf berkolaborasi dengan 12 perguruan tinggi di Jawa Barat untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui program terpadu dan berkelanjutan.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf telah menandatangani nota kesepahaman dengan 12 perguruan tinggi di Jawa Barat pada Sabtu, 8 Maret 2024. Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di Jawa Barat dengan pendekatan yang lebih terarah, terpadu, berkelanjutan, dan efektif. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat secara signifikan. Kerja sama ini melibatkan berbagai perguruan tinggi ternama di Jawa Barat, termasuk ITB, IPB, Unpad, dan UPI.
Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa perguruan tinggi memiliki potensi besar dalam pengabdian masyarakat. Mensos menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan berbasis kajian akademik untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran. Program pemberdayaan masyarakat yang telah berjalan di berbagai kampus akan diintegrasikan dan diarahkan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu pengentasan kemiskinan secara berkelanjutan. Kerja sama ini juga diharapkan dapat menciptakan program yang berkelanjutan dan mandiri.
Penandatanganan MoU ini merupakan langkah strategis dalam upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan, khususnya di Jawa Barat. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi. Dengan melibatkan perguruan tinggi, diharapkan program pengentasan kemiskinan dapat lebih efektif dan tepat sasaran, serta mampu memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan.
Kerja Sama Terpadu untuk Pengentasan Kemiskinan
Mensos Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi akan difokuskan pada program-program pemberdayaan masyarakat. Salah satu contohnya adalah dengan memilih satu desa yang memiliki jumlah penduduk miskin dan miskin ekstrem yang tinggi, kemudian menyusun rencana intervensi secara bersama-sama. Program Kampung Anti Miskin dan Sekolah Rakyat menjadi program potensial yang akan dikolaborasikan. Program Kampung Anti Miskin akan difokuskan pada penurunan kemiskinan ekstrem di Jawa Barat.
Mensos menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam mencapai target penurunan kemiskinan ekstrem secara nasional. "Sebanyak 52,45 persen penduduk miskin berada di tiga provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kalau kita bisa menurunkan kemiskinan di tiga provinsi itu, termasuk Jawa Barat, kemiskinan nasional bisa diturunkan sebesar 50 persen," kata Mensos.
Target nasional untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem adalah 0 persen pada tahun 2025 atau paling lambat 2026. Oleh karena itu, kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi sangat krusial untuk mewujudkan hal tersebut. Program-program yang akan dijalankan meliputi pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan masyarakat setempat, dengan tujuan agar tidak ada lagi pengangguran dan kemiskinan di desa-desa tersebut.
Mensos juga mengingatkan pentingnya keberlanjutan program dan menghindari ego sektoral agar kerja sama ini berjalan efektif. "Gak usah pakai ego sektoral karena itulah yang menghambat kerja kita selama ini. Mari kita gempur sama-sama," tegas Mensos.
Contoh Implementasi di Lapangan
Prof. Lienda Aliwarga, Guru Besar Fakultas Teknik Industri ITB, memberikan contoh implementasi kerja sama ini di lapangan. ITB telah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan ekonomi sirkuler di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Program ini meliputi pengeringan dan pengolahan pangan daun stevia, pengeringan lemon, dan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas.
Program ekonomi sirkuler di Desa Jayagiri menunjukkan potensi besar dari kolaborasi perguruan tinggi dan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, program ini mampu menggerakkan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model bagi program pengentasan kemiskinan di daerah lain. Dengan pendekatan yang terpadu dan berkelanjutan, kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi mampu menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, diharapkan program-program pengentasan kemiskinan di Jawa Barat dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan, menciptakan desa-desa yang mandiri dan masyarakat yang sejahtera. Komitmen bersama dari pemerintah dan perguruan tinggi menjadi kunci keberhasilan program ini.